NU Nyatakan Sabda Raja Sultan Hilangkan Fondasi Keislaman

Sri Sultan HB X dan permaisuri GKR Hemas di Keraton Yogya, Jumat (8/5/2015)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Regina Safri

VIVA.co.id - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan sembilan butir pernyataan sikap terkait kontroversi Sabda Raja yang dikeluarkan Sri Sultan HB X.

Salah satu butir pernyataan sikapnya di antaranya adalah terkait perubahan gelar Sultan yang diklaim Sultan merupakan "dawuh", atau perintah dari Allah SWT melalui leluhurnya.

Wakil Khotib Shuriyah, Kiai Hilmy Muhammad, PWNU Yogyakarta, mengatakan pernyataan Sultan bahwa perubahan gelar didasarkan dhawuh Gusti Allah tanpa disertai penjelasan mengenai proses dan tata caranya dapat menyesatkan dan menyimpang dari akidah Islamiyah.

"Klaim seperti itu dikhawatirkan bersifat distortif (perombakan dari aslinya)," kata Kiai Hilmy.

Dijelaskannya, konsep penting dalam gelar Ngabdurrahmana, Sayidin Panotogomo, Kalifatullah, mengandung makna dan amanat. Bahwa seorang Sultan haruslah mewujudkan pengabdian yang tulus kepada Allah dengan laku dan tindakan yang menjaga dan mengupayakan keseimbangan alam, religiusitas masyarakat, dan kerukunan antarumat beragama.

"Perubahan gelar dapat dimaknai sebagai pengingkaran terhadap amanat leluhur," kata Wakil Ketua Tandfiziyah PWNU Yogyakarta, M. Jadul Maula.

Lagi, Calon Penumpang Pesawat Ngaku Bawa Bom

PWNU juga mengingatkan semua pihak, agar tidak mengambil keuntungan terkait polemik dan konflik internal Kraton. PWNU mengharapkan, keraton dapat menyelesaikan perbedaan pendapat dengan musyawarah.

Surat pernyataan sikap PWNU ini ditandatangani Rais Syuriyah, KH. Asyhari Abdullah Tamrin dan KH. Chasan Abdullah selaku Khatib Syuriyah.

Seperti diketahui, Sultan Hamengku Buwono X memiliki gelar Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalogo Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping Sedasa Ing Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Kini gelar itu ditanggalkan Sultan. Dia mengganti nama dan gelarnya dengan gelar baru, Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya Ing Mataram Senopati Ing Ngalogo Langgenging Bawono Langgeng Ing Tata Panatagama. (asp)

Ilustrasi/Bandara Adi Sutjipto

Menanti Pintu Gerbang Dunia di Kulonprogo

Sudah lama direncanakan, belum tereksekusi.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016