Kapolda: Bedakan Beras Asli dan Palsu Pakai Kunyit

Kapolda Metro rilis kasus beras plastik
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id
Ingat Heboh Beras Plastik, Ini Update Kasusnya
- Kapolda Metro Jaya, Irjen Unggung Cahyono, menegaskan kasus keracunan beras yang dialami Naiman dan keluarga, warga Cipayung Depok tidak benar. Berdasarkan hasil uji laboratorium, tidak ada senyawa plastik dalam beras yang jadi sampel tersebut.

Awas! Beras Palsu Dijual di Supermarket

"Sampel beras yang dikirim dari Naiman, telah kami uji di labratorium Mabes Polri dengan metode GCMS. Hasilnya negatif senyawa jenis plastik, dengan metode FTIR juga negatif senyawa jenis plastik. Dengan demikian kejadian kemarin dan dengan metode yang digunakan hasilnya negatif senyawa jenis pelastik," ujar Unggung di Mapolresta Depok, Kamis, 28 Mei 2015.
UI dan IPB Dinilai Relatif Independen Uji Beras Plastik


Uji kandungan ini, lanjut Unggung, juga bekerjasama dengan Disperindag dan Universitas Indonesia (UI). Cara yang mudah dilakukan untuk mengetahui perbedaan beras plastik atau bukan ialah dengan menggunakan kunyit.


"Kalau plastik tidak akan bisa menempel dengan kandungan kunyit yang direbus. Tapi kalau beras asli akan menempel atau menyerap. Ini uji lab yang kami pertanggungjawabkan. Dan sore ini saya juga akan ke Bekasi. Diharapkan tidak ada keresahan," ujar Unggung.


Unggung menilai, kemungkinan Naiman keracunan makanan lain. Sebab, saat itu dia tidak hanya mengonsumsi beras.


"Beras yang dikonsumsi Pak Naiman ini kalau yang saya lihat identik dengan beras jagung. Kemungkinan saat itu dia mengonsumsi makanan lain," kata Unggung didampingi Kapolresta Depok AKBP Dwiyono.


Belum tentu beras jagung

Di tempat yang sama, Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail mempunyai penjelasan tersendiri terkait kasus yang menimpa warganya itu. Nur Mahmudi sempat terlihat kaget dengan penjelasan Kapolda.


Sebab, beras jagung merupakan salah satu program andalannya sebagai pengganti beras padi. Program itu rutin dilakukan tiap hari selasa dengan sebutan sehari tanpa nasi atau yang disingkat ODNR (one day no rice).


"Diindetifikasi dinkes tidak ada indikasi keracunan. Dinas juga tidak menemukan sample berasnya yang real. Namun dari sampel kepolisian kan sudah dijelaskan tidak mengandung senyawa pelastik. Dilihat dari warna memang agak kuning, kita tidak bisa samakan dengan beras jagung yang dimiliki Disperindag dong," kata Nur Mahmudi.


Saat ini, menurut Nur Mahmudi, kondisi Naiman dan keluarganya sudah jauh lebih baik. Kuat dugaan, mereka tidak mengalami keracunan melainkan hanya masalah gangguan pencernaan.


"Ini murni gangguan pencernaan bukan indikasi keracunan," kata dia. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya