Ramadan Menjelang, Perajin Beduk Mulai Kebanjiran Order

Perajin beduk asal Magetan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adib Ahsani
VIVA.co.id
Tips Sukses Jalani Usaha Kecil dari Pengusaha Sepatu
-Bulan ramadan, selalu membawa berkah bagi siapa pun. Meski datangnya masih lebih dari dua minggu lagi, berkah itu sudah bisa dirasakan oleh sebagian orang.

Inilah yang dirasakan oleh Apong, perajin beduk asal Magetan Jawa Timur. Berkat berkah ramadan, sejak tiga bulan terakhir ia sudah kebanjiran pesanan pembuatan beduk.

Kisah Sukses Pria Probolinggo, Pilih Berdagang daripada PNS

Setidaknya, sejak tiga bulan terakhir Apong kini bisa memproduksi antara lima hingga enam beduk per bulannya. “Kalau di bulan biasa paling cuma satu beduk saja setiap bulannya,” ujar Apong.

Perajin yang mengaku memasarkan barangnya tak pernah menggunakan internet ini mengaku, pasca tingginya lonjakan permintaan beduk tersebut, ia pun kini harus kerja lebih ekstra lagi.

Dari Bisnis Online, Pria 25 Tahun Bisa Beli Rumah dan Mobil

Apalagi, untuk satu kali produksi beduk berukuran diameter 1 meter, setidaknya membutuhkan waktu tiga hari pengerjaan. “Pokoknya, bulan-bulan ini harus lebih banyak kerja. Biasanya banyak pesanan begini hingga Bulan Kurban, permintaan ada terus,” ujar pria kelahiran Bangka Belitung ini.

Harga beduk Apong, untuk ukuran 1 meter dan di bawahnya, berkisar Rp6 juta. Sedang beduk diameter 1-5 hingga 2 meter dihargai mulai dari Rp10 juta ke atas. “Kadang pemesan menginginkan warna dan suara tertentu, jadi itu yang membedakan harga,” tambah Apong.

Untuk peminat beduk Apong, tak perlu diragukan lagi. Pria yang pernah menekuni ilmu membuat beduk di Taiwan dan Jepang selama tiga tahun ini, berhasil menyentuh pembeli hingga keluar pUlau Jawa.

“Ada dari Banten, Makasar dan Manado. Hampir semua kota di Jawa, pernah memesan beduk ke saya. Bahkan beberapa waktu lalu, Bupati Madiun memesan dua buah beduk,” ujarnya.

Sejauh ini, Apong mengaku belum kesulitan memperoleh kayu maupun kulit untuk bahan baku usahanya. “Orang di sini, Magetan, Madiun dan sekitarnya bisanya jarang menggunakan kayu trembesi untuk bangunan rumah. Namun kayu itu justru bagus digunakan untuk beduk. Jadi kayu trembesi seperti dibuang, tetapi saya menampungnya untuk pembuatan beduk,” ujarnya.

 

Sementara untuk bahan baku kulit, Apong mengaku memilih menggunakan kulit kerbau dan ketersediannya cukup melimpah di Banten. Hanya untuk pemesanan khusus saja, yakni beduk yang berukuran hingga 2 meter, Apong terpaksa mendatangkannya dari Toraja, Sulawesi.

“Agak susah juga mendapatkan kulit kerbau selebar itu. Tetapi jarang juga orang memesan beduk ukuran 2 meter,” katanya.

 

Garansi Pembeli

Satu hal yang paling membedakan dari Apong adalah pelayanannya yang bisa memberikan garansi kepada para pembeli beduknya hingga lima tahun.

Meski sejauh ini belum ada yang mengeluhkan kerusakan, namun pelayanan garansi milik Apong mengkaver tak cuma kayu namun juga kulit beduk yang sudah rusak.

“(Tapi) sejauh ini selama saya membuat beduk lebih dari 15 tahun, tidak ada yang mengeluh rusak atau minta ganti,” ujarnya.

Menurut Apong, memang dibutuhkan perlakuan khusus agar beduk dapat tetap berkualitas dan awet. Salah satunya yang terpenting adalah pengelolaan kulit yang baik. Sehingga selain tahan lama juga bisa menghasilkan suara yang diinginkan.

“Ada bahan kimia tertentu yang bisa mempengaruhi kulit kerbau sehingga menghasilkan suara beduk tertentu. Pengolahan kulit untuk beduk Indonesia, berbeda dengan beduk untuk dikirim ke Taiwan dan Jepang. Gelombang suara masing-masing berbeda,” ujarnya.

 

 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya