Apa Benar Perubahan Iklim Berkaitan dengan Terorisme?

Para pengunjuk rasa membawa spanduk dalam demonstrasi perubahan iklim
Sumber :
  • REUTERS/David Gray

VIVA.co.id - Para pemerhati lingkungan masih hangat membincangkan kaitan antara perubahan iklim global dengan terorisme.

Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

Isu ini tercetus menyusul pidato Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dalam sebuah wisuda calon perwira khusus militer laut Coast Guard di AS pertengahan Mei 2015.

Saat itu, Obama menyebutkan perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi keamanan global. Bahkan, akibat kondisi iklim itu, menurut Obama, akan berdampak pada cara operasi militer negeri Paman Sam tersebut.

Pidato Obama itu lantas menimbulkan spekulasi mengaitkan antara perubahan iklim dengan munculnya terorisme yang melanda berbagai lokasi di dunia.

Menanggapi hal itu, dikutip dari CBC, Kamis 28 Mei 2015, para peneliti lingkungan mempertanyakan pendapat Obama itu.

Francesca de Châtel, pakar dari Belanda soal masalah air di dunia Arab memang mengakui isu perubahan iklim dan terorisme adalah isu yang nyata. Tapi mengaitkan keduanya secara langsung menimbulkan masalah.

"Perubahan iklim menyiratkan banyak hal yang belum diketahui. Dan jika anda menambahkan konflik dalam banyak hal, itu akan menciptakan suasana ketidakpastian dan ketakutan," ujar de Châtel.

Sedangkan Jeffrey Mazo, konsultan senior isu lingkungan International Institute for Strategic Studies, London, menduga pidato Obama itu adalah cara sang presiden menarik perhatian dan 'memobilisasi dukungan' dunia atas dua isu penting itu.

UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Diketahui dalam waktu dekat ini, akan ada pertemuan tentang iklim di Paris, Prancis. Mazo mengatakan isu yang mengaitkan perubahan iklim dan terorisme atau konflik itu sudah muncul sejak 1980-an.

Hasil studi lembaganya, kata Mazo, menemukan faktor lingkungan seperti ketersediaan air, degradasi tanah dan cuaca buruk telah mengakibatkan setidaknya 73 konflik sejak 1980-an.

Konflik yang muncul meliputi perebutan sumber daya air hingga menyebabkan konflik horizontal di sebuah wilayah.

Dalam pemikiran ini, juga sudah ada penelitian yang menyebutkan perang sipil di Suriah dipicu oleh kekeringan parah di Levant, wilayah pada Mediterania timur pada 2006 dan 2010.

Konflik itu, tulis sebuah penelitian, tak hanya menyebabkan kekerasan yang meluas, tapi juga memberikan ruang bagi gerakan ISIS dan kelompok radikal lainnya.

Tapi bagi de Châtel, sulit untuk mempercayai hubungan langsung perubahan iklim dan terorisme. Dia mengkritik pendapat tersebut. Menurutnya, kekeringan di Suriah sudah berlangsung lama dan itu sudah menjadi bagian iklim negeri Timur Tengah tersebut. 

"Tanpa Arab Spring, saya tak berpikir apa-apa akan terjadi di Suriah," kata dia.

Arab Spring merupakan rangkaian kebangkitan dunia Arab yang ditandai dengan beberapa pemberontakan di beberapa negeri Arab.

Sedangkan Mazo menunjukkan hubungan perubahan iklim dengan keamanan nasional bisa ditemukan pada Darfur, Sudan.

Dia mengatakan badan negara dunia, PBB, telah mengakui kekeringan panjang pada wilayah itu meningkatkan ketegangan antara petani berkulit hitam dan pengembara Arab atas pasokan air. Ketegangan ini, kata dia, akhirnya memunculkan kelompok pemberontak melawan pemerintah. (ase)

Muhammadiyah: Teroris Musuh Bersama yang Perlu Diberantas
Polisi Antiteror Kanada.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Tersangka bernama Aaron Driver dan ia bertindak tunggal.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016