Tiga Negara Komitmen Danai Sains Indonesia

Peresmian Indonesia Science Fund
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri
VIVA.co.id
Terungkap, Sebab Riset Anak Bangsa Tak Laku di Industri
- Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) meresmikan badan otonom bernama Indonesia Science Fund (ISF). Nantinya, badan tersebut akan berfungsi menyediakan pendanaan kompetitif, baik bagi ilmuwan maupun insinyur di Indonesia saat melakukan penelitian.

Menristek: Warsito Teken Kontrak dengan Singapura

Wakil Ketua AIPI, Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan, dana yang berkesinambungan penting untuk meningkatkan produktivitas nasional bagi ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama, ketika melakukan penelitian kelas dunia sebagai daya saing bangsa.
Kemenristek: Dari 7.000 Riset RI, Hanya 90 Dilirik Industri


"Namun, Indonesia juga tidak memiliki infrastruktur keuangan untuk mendukung ilmu pengetahuan dan teknologi yang inovatif, maupun sistem penganggaran dana yang fleksibel, untuk melakukan penelitian ilmiah. ISF sebagai badan otonom yang menyediakan dana ilmu pengetahuan, menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut," ujar Satryo di Hotel Arya Duta, Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015.


Dia melanjutkan, pembentukan badan sebagai penyedia dana ilmu pengetahuan tersebut, banyak dilakukan oleh negara. Hal ini bertujuan untuk memberikan hibah kompetitif dengan cara paling efektif, demi terciptanya ilmu pengetahuan dan ilmu rekayasa kelas dunia.


"Melalui cara ini, para peneliti dan ilmuwan akan termotivasi untuk mengajukan ide-ide terbaik dalam proposal penelitian mereka, di samping tetap menjalankan riset yang sudah terprogram dan berorientasi hasil," tutur Satryo.


Diketahui, dalam pembentukan ISF ini didukung dari berbagai pemerintah. Selain Indonesia, kelahiran badan tersebut juga berkat campur tangan dari pemerintah Australia dan Amerika Serikat.


"Pemerintah Amerika selalu berkomitmen mendukung usaha Indonesia dalam meningkatkan perkembangan dunia ilmu pengetahuannya. Kami menyadari pentingnya pengembangan penelitian dan inovasi yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat," ungkap Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake.


Saat ini, Indonesia baru memberikan kurang dari 0,1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) untuk bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sumbangan tersebut jauh lebih kecil, tepatnya sekitar sepersepuluh dibandingkan dana yang disediakan negara yang tingkat ekonominya sama dengan Indonesia, seperti Brasil, Tiongkok, dan India.


"Kami harap sistem ini (ISF) nantinya dapat meningkatkan kualitas kebijakan yang dihasilkan Indonesia. Pendanaan penelitian yang kompetitif dan dinilai berdasarkan kepatutannya akan menyediakan data dan bukti akurat untuk mendukung proses pengembalian keputusan," tutur Satryo. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya