- VIVA.co.id/Mitha Meinansi
VIVA.co.id - Satgas Operasi Camar Maleo II menangkapan tujuh anggota teroris jaringan Santos di Poso dan Makassar. Salah satunya adalah anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Penangkapan terhadap AQ dilakukan pada Jumat 22 Mei 2015 lalu.
"AQ sebagai kurir membawa amunisi kelompok Santoso," ujarĀ Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigadir Jendral Polisi Agus Rianto Agus, di kantornya, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin 25 Mei 2015.
Dijelaskan Agus, saat dilakukan penangkapan ditemukanĀ barang bukti berupa 670 butir amunisi kaliber 5,56, tiga butir kaliber lain dan dua telepon genggam.
Pada Minggu 24 Mei 2015, polisi melakukan penyergapan dan menembak mati dua anggota kelompok Santoso di Dusun Desa Gayatri, Kecamatan Poso Pesisir.
Saat dilakukan penyergapan ada lima sampai tujuh orang. Mereka melarikan diri ke hutan setelah terlibat baku tembak selama 30 menit. Dua dari mereka ditemukan tewas.
"Sementara 2 korban dari pelaku dilakukan pendalam identitas. Dari data kita sudah ada namanya, tapi untuk pemeriksaan jenazah perlu intensif. Terkait data pembanding kita sesuaikan, sehingga akurasi bisa betul-betul sesuai dengan yang kita miliki," katanya.
Dari penyisiran, polisi mendapatkan dua pucuk senjatan M-16, dua magazine, 20 butir peluru, satu senjata tajam dan dua buah bom lontong yang siap digunakan.
Di hari yang sama di wilayah Makassar, dua anggota jaringan Santoso juga ditangkap. Dua tersangka berinisial AZ dan S. Di lokasi lain, polisi menangkap tiga orang lainnya yang berinisial F, AI, dan H.
"Keterlibtan tersangka ini sebagai pendukung perlengkapan terduga teroris. Dan juga sebagai kurir dan ikut pelatihan militer yang di selenggarakan pimpinan Santoso," katanya.
Hari ini, Senin 25 Mei 2015, polisi melakukan penangkapan terhadap satu orang anggota teroris yang juga jaringan Santsoso berinisial N. Penangkapan dilakukan di wilayah Luhuk Banggai, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 07.00 WITA.
"Keterlibatannya sebagai kurir, ikut pelatihan bersama beberpa orang yang kami tangkap sebelumnya, pelatihan itu pada saat itu sebagai instrukturnya adalah Santoso dan Papa Enal," ujar Agus.