Wantimpres: KPK Dikeroyok Koruptor, Pansel Harus Selektif

Hasyim Muzadi
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
Busyro Siap Uji Kepatutan dan Kelayakan untuk Kedua Kalinya
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Hasyim Muzadi, tak menyoal tim panitia seleksi (pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang semua adalah perempuan. Menurutnya, hal yang jauh lebih penting bukan perempuan atau laki-laki, tetapi hasil seleksinya.

'Menggantung' Calon Pimpinan KPK

Hasyim berpendapat bahwa tugas Pansel memang tidak ringan. Mereka harus mampu menghasilkan daftar calon pimpinan KPK yang berdedikasi kuat dan berintegritas tinggi. Soalnya tugas pimpinan KPK lebih tidak ringan lagi karena mereka pasti dikeroyok para koruptor.
Pansel: Pimpinan KPK Tak Harus Jaksa dan Polisi


Upaya para koruptor melawan KPK memang sudah lama terjadi, tetapi kini ada trend baru, yakni pengajuan gugatan praperadilan atas penetapan status tersangka. Praperadilan itu dapat membatalkan status tersangka sehingga KPK gagal mengusut perkara korupsi.


"KPK harus kerja ekstra. Ibaratnya orang tiga (tiga pimpinan KPK) dikeroyok banyak koruptor," kata Hasyim usai menjadi narasumber pada sebuah diskusi di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada Senin, 25 Mei 2015.


Hasyim mengingatkan bahwa sesungguhnya para pejabat di dunia ini tidak ada yang menyukai KPK atau lembaga serupa. Apalagi Indonesia yang korupsinya sangat tinggi. "Saya yakin tidak ada pejabat yang suka KPK di dunia ini," ujarnya.


Mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama itu mengaku cukup memahami tanggung jawab tak ringan untuk menyeleksi calon pimpinan KPK. Soalnya dia juga pernah menjadi anggota tim seleksi calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK).


Pimpinan KPK maupun hakim MK, katanya, harus benar-benar berdedikasi dan berintegritas, bahkan harus nyaris tanpa cela. Soalnya cela sedikit saja menjadi peluang untuk menjadi sasaran serang atau perlawanan.


"Jadi harus benar-benar berintegritas. Saya tahu itu karena saya juga pernah jadi panselnya MK, sama Buya Syafii Maarif (mantan Ketua Umum Muhammadiyah)," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya