Disidak, Kini Mahasiswa STIE Adhy Niaga Jadi Malas Kuliah

Menristek Dikti M Nasir sidak kampus STIE Adhy Niaga
Sumber :
  • VIVA/Erik Hamzah

VIVA.co.id - STIE Adhy Niaga menyatakan, sidak yang dilakukan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, sangat merugikan. Sidak itu berdampak secara psikologis bagi mahasiswa. Mereka jadi malas untuk kembali berkuliah.

Rektor Universitas Berkley Diperiksa Sebagai Tersangka

"Sangat merugikan kami. Secara moril, mahasiswa jadi patah semangat untuk kuliah. Sementara buat kami, ini mengacaukan dunia pendidikan," ujar Ketua Yayasan Adhy Niaga, Adhy Firdaus, dalam konfrensi pers, Sabtu, 23 Mei 2015.

Adhy kembali menegaskan, bahwa proses perkuliahan di kampusnya berjalan normal. Menurut dia, tidak ada jual-beli ijazah, tidak ada mahasiswa kuliah hanya satu tahun, tapi bisa dapat ijazah S1.

Kampus Dinonaktifkan, GICI: Ini Seperti Teror

"Setahun lulus, tidak ada. Tapi, kalau mereka transferan dari kampus lain, kami harus lihat dulu berapa SKS yang sudah dia dapat di kampus sebelumnya. Di sini untuk lulus sangat ketat, harus 150 SKS. Kalau ternyata ada oknum yang bikin ijazah palsu, saya wallahu a'lam (tidak tahu). Silahkan tangkap, saya dukung," katanya menambahkan.

Ia juga mempertanyakan, hingga hari Jumat kemarin, tidak ada utusan dari Kemenristek Dikti, yang datang ke STIE Adhy Niaga. Padahal, saat menteri datang pada Kamis siang, ketika itu disampaikan bahwa utusan dari Kemenristek Dikti akan datang pada hari Jumat untuk menindak lanjuti sidak.

Kasus Ijazah Palsu, Rektor Berkley Jadi Tersangka

"Ketika sidak kami tidak dikasih kesempatan untuk bicara apalagi membela diri. Kayak serangan mendadak. Kemarin itu, datanya ada di gedung lain, ini sudah ketemu," ujarnya.

Saat sidak, Menristek Dikti Mohamad Nasir sempat emosi. Sebab salinan ijazah yang diminta atas nama Merry, mahasiswa jurusan Manajemen angkatan 2008, tidak ada. "Kami tegaskan bahwa sampai saat ini, kami tidak pernah menerbitkan ijazah atas nama Merry. Kalau itu dasar sidak kemarin, kami mempertanyakan dari mana ijazah itu keluar," katanya.

Menurut Adhy, sebenarnya Merry sudah lulus sejak 2012 silam. Namun karena ada sejumlah persyaratan yang belum dipenuhi, ijazahnya belum diterbitkan hingga 2015 ini.  "Syarat yang belum dia penuhi adalah, dia belum pernah ikut orientasi mahasiswa, belum ikut workshop penelitan. Dan kayaknya administrasi juga belum diselesaikan," katanya menjelaskan.

Meski ada permasalahan seperti itu, namun hingga kini, Merry belum juga datang ke kampus untuk mengurus semuanya. "Kami enggak persulit, kalau semua sudah selesai buat apa kami tahan-tahan ijazah," katanya.

"Kasus ini karena dia sakit hati, saya enggak tahu. Tapi yang pasti data-data Merry sudah kami kirim ke Kementerian."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya