Kuartal I-2015, Belanja Pemerintah Capai Rp548,7 Triliun

Ilustrasi uang rupiah
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Realisasi belanja negara sampai dengan 20 Mei 2015 mencapai Rp548,7 triliun, atau sekitar 27,7 persen dari pagu anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2015, sebesar Rp1.984,1 triliun.

Realisasi belanja negara tersebut terdiri atas realisasi belanja pemerintah pusat serta transfer ke daerah dan dana desa. Secara rinci, realisasi belanja pemerintah pusat hingga 15 Mei 2015 telah mencapai Rp302,8 triliun, atau 22,9 persen dari pagu APBN-P 2015 yang sebesar Rp1.319,5 triliun.

Anggaran Banjir Minim, Belum Semua Sungai Dibenahi

Capaian tersebut antara lain dipengaruhi oleh penyerapan belanja kementerian negara/lembaga (K/L) pada kuartal I-2015 mencapai Rp129,5 triliun, atau 16,3 persen dari pagu APBN-P 2015.

“Kalau kami bandingkan, belanja K/L per 15 Mei tahun ini dengan tahun lalu, sebenarnya lebih tinggi sekarang. Sudah keluar Rp129,5 triliun dibandingkan Rp123,8 triliun di tahun lalu,” kata Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro, seperti dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Sabtu, 23 Mei 2015.

Menkeu Pangkas Postur Belanja APBN-P 2016

Untuk belanja modal, Bambang mengakui, saat ini penyerapannya masih tergolong rendah. Namun, dia yakin, ke depan penyerapan belanja modal akan meningkat, antara lain karena telah selesainya proses pelelangan pada K/L yang memiliki belanja modal besar, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Hal tersebut juga didukung dengan telah selesainya dokumen daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) APBN-P 2015, serta proses restrukturisasi organisasi/nomenklatur di beberapa K/L.

Menkeu Sri Mulyani Bakal Pangkas APBN

“Realisasi belanja modal kami akui lebih rendah. Namun kami yakin, kami akan melakukan perbaikan penyerapan, karena dokumen DIPA-nya sudah 95 persen selesai,” ujarnya menambahkan.

Selain itu, realisasi belanja pemerintah pusat juga dipengaruhi oleh penyerapan belanja non-K/L, yang meliputi pembayaran bunga utang, belanja subsidi, belanja hibah serta belanja lain-lain.

Dia mengungkapkan, hingga 15 Mei 2015, belanja non-K/L telah mencapai Rp173,3 triliun, atau sekitar 33,1 persen dari pagu APBN-P 2015. Penyerapan belanja non K/L tersebut tercatat lebih rendah dibanding penyerapan pada periode yang sama tahun lalu, antara lain karena lebih rendahnya realisasi belanja subsidi.

“Justru (penyerapan belanja) non K/L-nya yang di bawah, karena tahun lalu ada subsidi. Subsidi tahun lalu, periode sampai 15 Mei, subsidi energi sudah Rp105 triliun untuk tahun 2014. 2015 keluarnya baru Rp51 triliun, karena kami sudah berubah skema subsidinya.”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya