Ayah Sadis Telantarkan Anak di Cibubur Mengaku Sahabat BG

Ilustrasi kekerasan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa

VIVA.co.id - Konflik ataupun kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu terjadi pada lingkungan keluarga kurang mampu. DN contohnya. Bocah berusia delapan tahun yang berasal dari keluarga berada ini bahkan sudah sejak lama mengalami penderitaan yang cukup berat.

Tak hanya diasingkan hingga terpaksa hidup menggelandang, DN juga kerap kelaparan dan terpaksa mencuri makan di rumah tetangga yang sebenarnya ada di lingkungan elite, kawasan Citra Grand, Cibubur.

Agar Hari Pertama Anak Masuk TK Berjalan Lancar

Saking kerasnya perlakuan yang dialami, DN pun sering ditemukan tidur di tempat pos jaga, dan halaman teras rumah dengan kondisi pakaian compang-camping penuh luka lebam.

"Sebenarnya ini sudah lama kami lihat. Dulu orangtuanya sudah janji ke kami (warga) tidak akan mengulangi. Tapi terus saja terulang. Kami kasihan melihatnya. Kalau malam dia tidur di jalanan, kalau lapar dia nyuri. Kami sudah maklum. Bahkan beberapa kali, kami suka kasih dia baju yang layak, tapi baju itu langsung dibuang sama ayahnya. Saya enggak tega ngeliatnya," kata Fatimah, salah seorang warga, Kamis 14 Mei 2015.

Terkait kasus itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Kementerian Sosial pun mendatangi kediaman DN di Cluster Nusa Dua, Citra Grand Cibubur pagi tadi.

"Setelah melakukan investigasi, kasus ini ternyata terjadi pada mereka yang berada di status menengah ke atas dan cukup mapan, bahkan orantua (dugaan pelaku) mengaku sebagai edukator, tapi yang kita lihat terjadi pelanggaran anak, ada kekerasan sikis maupun psikis terhadap anak-anaknya," tutur Erlinda, Sekjen KPAI.

Erlinda mengaku, ayah DN, Utomo, diduga sudah melakukan kekerasan cukup lama, dan kuat dugaan ayah DN mengonsumsi minuman keras.
     
"Bahkan di depan kami, si ayah juga melakukan ancaman. Si ibunya juga enggak kooperatif. Kita melihat ada gangguan pada kedua orangtua. Ini negara hukum, kita bersama-sama polisi akan lakukan penggeledahan. Karena secara kasat mata ada yang mencurigakan. Bahkan anaknya (korban) bilang ayahnya simpan senjata api dan senjata tajam. Ayahnya tempramen," ucap Erlinda.

Ngamuk, Utomo mengaku kenal BG


Erlinda pun menegaskan, pihaknya akan terus melakukan investigasi karena ada dugaan kasus ini juga dialami saudar-saudara DN lainnya. Dari penglihatan kasat mata, di tubuh DN banyak ditemukan luka lebam.

Kaki kanan bocah malang itu juga disebut Erlinda mengalami penanahan akibat luka yang membusuk.

"Kita minta bantuan aparat penegak hukum menginvestigasi lebih jauh kelima anak ini. Warga responnya sangat cepat. Ini akan jadi kajian. Upaya kami memberikan pemahaman dulu. Apabila ada unsur pidana, kita serahkan kepada polisi. Ini untuk memberi efek jera," ujar Erlinda didampingi Farid Arifandi tim reaksi cepat Kemensos.

Sikap tempramen Utomo (dugaan pelaku) sempat ditunjukan ketika Erlinda dan perwakilan Kemensos menyambangi rumah mewahnya tadi pagi. Di hadapan Erlinda, dengan napas yang berbau alkohol, Utomo juga sempat menggertak dengan menyebut-nyebut nama Komjen Budi Gunawan sebagai sahabatnya.

"Dia juga sempat ngaku-ngaku dosen. Yang jelas jika ada pidana di sini, maka dia terancam pasal 76 B juncto Pasal 77, yang berisi setiap orangtua dilarang menempatkan, membiarkan, menyuruh, dan  melibatkan anak dalam situasi perlakuan salah dan penelantaran, sanksi penjara lima tahun denda Rp100 juta," kata Erlinda.

Saat ini, Utomo telah diamankan di Pos Polisi. Pelaku, akan dimintai keterangannya bersama sejumlah warga dan pihak KPAI serta Kemensos.

Depok Catat 147 Kasus Kejahatan pada Wanita dan Anak
Peresmian PAUD Percontohan

Stimulasi Kepintaran Anak Lewat Membaca

Orangtua bisa menstimulasi word smart anak dengan cara membaca.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016