EGS-zs8-1, Galaksi Terjauh Berjarak 13,1 Miliar Tahun Cahaya

Teleskop Hubble.
Sumber :
  • wikimedia.org
VIVA.co.id
Peneliti: Semua Daerah Bisa Lihat Planet di Atas Kepala
- Ahli bintang dan galaksi mengklaim telah menemukan galaksi yang jaraknya paling jauh dari bumi. Galaksi yang dinamai EGS-zs8-1 ini berjarak 13,1 miliar tahun cahaya.

Sepuluh Planet Paling Ekstrem di Galaksi

Penemuan ini menawarkan kesempatan yang langka untuk melihat bagaimana galaksi mulai terbentuk saat kosmos masih sangat muda. Mengingat jaraknya sangat jauh dan memakan waktu yang lama, para astronom memutuskan untuk mengobservasi EGS-zs8-1, ketika alam semesta tinggal lima persen dari usianya yang sekarang.
Ditemukan Galaksi yang Punya 'Denyut Jantung'


Sejatinya galaksi ini telah ditemukan pertama kali oleh teleskop Hubble dan Spitzer. Namun baru saat ini jaraknya telah dipastikan dan terkonfirmasi. Penelitian mengenai jarak EGS-zs8-1 ini dilakukan dengan menggunakan teleskop W. M. Keck Observatory. Teleskop ini memiliki tinggi sekitar 10 meter.


"Ini merupakan galaksi yang paling jauh yang pernah kami temukan. Pada 13,1 miliar tahun cahaya, kami mengobservasi EGS-zs8-1 seperti tampilannya saat 670 juta tahun setelah Big Bang," ujar tim astronom dari Yale University dan University of California-Santa Cruz, seperti dikutip dari
Daily Mail
, Rabu, 6 Mei 2015.


Tim yang dipimpin oleh Dr. Pascal Oesch ini mengatakan, kala itu, galaksi bisa membentuk lebih dari 15 persen dari massa bima sakti yang ada sekarang. Penelitian yang telah dipublikasi di jurnal
Astrophysical
ini mengklaim jika hanya galaksi seperti ini yang memiliki info akurat untuk menentukan awal penciptaan alam semesta.


"Setiap konfirmasi yang ditemukan, memberi jawaban dari teka teki yang ada, mengenai bagaimana generasi pertama dari galaksi terbentuk pertama kali di alam semesta. Hanya teleskop canggih dan hebat yang bisa mencapai jarak sejauh itu dalam observasi," ujar Dr. Pieter van Dokkum dari Yale University, salah satu penulis dari jurnal itu.


Observasi baru ini, kata van Dokkum, dilakukan terhadap EGS-zs8-1. Galaksi itu bisa menjelaskan saat alam semesta mengalami perubahan penting. Kala itu, hidrogen antargalaksi berubah dari pusat netral menjadi pusat yang ter-ionisasi.


"Sepertinya bintang muda dalam galaksi seperti EGS-zs8-1 merupakan pemicu transisi ini. Kami menyebutnya reionisasi," ujar astronom lain, Dr, Rychard Bouwens.


Pengukuran ini akan diperkuat oleh data observasi yang saat ini sedang dilakukan oleh teleskop luar angkasa James Webb (JWST).


"Hasil pengukuran JWST mendatang akan menyediakan gambaran yang lebih lengkap dan akurat mengenai formasi galaksi saat pertama kali terbentuk," kata Dr. Garth Illingworth dari University of California-Santa Cruz.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya