Pungli Samsat, Gubernur Ganjar Pecat 4 Anak Buahnya

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menunjukkan keseriusan menindak tegas praktik pungutan liar (pungli) di lingkungannya. Itu terbukti dengan dipecatnya empat orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di wilayah Sistem Informasi Manunggal Satu Atap (Samsat) di Jawa Tengah.

Pemecatan empat PNS oleh gubernur Ganjar dilakukan setelah dia mendapatkan sejumlah keluhan dan laporan warga melalui sosial media. Ada sejumlah oknum Samsat yang memang melakukan praktik pungli dalam pelayanan Samsat.

"Iya, saya pecat empat anggota (PNS) Samsat. Setelah dapat laporan lewat foto, paginya langsung saya pecat," tandas Ganjar di sela diskusi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Selasa 5 Mei 2015.

Meski demikian Ganjar tak menyebut secara detail keempat anggota Samsat yang telah diberhentikan dengan tidak hormat itu. Pemecatan itu dinilai sebagai bentuk peringatan kepada seluruh pegawai, khususnya Samsat agar melakukan tugas dengan baik dalam melayani warga.

17 Negara Sepakat Jaga Keamanan Kawasan Perairan

"Saya tidak bisa sebut namanya. Biarlah itu rahasia saya," ujar dia.

Politisi PDIP itu bahkan selalu membuka diri atas kritik dan saran langsung kepadanya melalui sejumlah akun media sosial seperti facebook dan twitter @ganjarpranowo dan SMS center. Kedua akun tersebut bahkan selalu aktif dan langsung ditindaklanjuti Ganjar melalui dinas yang bersangkutan.

"Ini adalah bentuk kepedulian dari masyarakat Jawa Tengah yang menginginkan perubahan," katanya.

Tindakan tegasnya dalam memecat sejumlah oknum yang terlibat pungli, lanjut Ganjar, adalah pantas, sebab berbagai insentif dan remunerisasi pemerintah diberikan kepada jajarannya yang bertugas dengan baik.

Apalagi program terbaru yakni penghargaan Samsat Terbaik Jawa Tengah juga menjadi acuan kinerja para pegawai dalam mengelola sektor pajak kendaraan di Samsat terus dilakukan. Dalam program itu, bahkan dilakukan perjanjian bagi siapa saja akan dipecat jika melanggar hukum.

"Empat orang itu mencoba-coba. Saya bilang ke mereka kalau baik akan dapat penghargaan, tapi kalau tidak baik, akan saya 'gorok'," tegas mantan anggota Komisi II DPR itu.

Siswa SMK di Semarang Tak Naik Kelas karena Penghayat Kepercayaan

Siswa SMK Tak Naik Kelas Gara-gara Penghayat Kepercayaan

Sekolah membantah telah memaksa siswa itu masuk Islam.

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2016