Baru Satu SMP di Jakarta yang Terapkan UN Online

Ilustrasi Ujian Nasional.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Solihin

VIVA.co.id - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Arie Budhiman, mengaku  tidak memaksa sekolah manapun untuk menjalankan sistem ujian CBT (Computer Based Test).

Menag: Siswa Tak Lagi Dihantui Persoalan Kelulusan

Menurutnya, CBT adalah sebuah rintisan baru di bidang pendidikan Jakarta, namun hal tersebut belum wajib diterapkan untuk setiap sekolah yang berada di kawasan DKI.

“Dikembalikan pada kesiapan sekolah dan siswanya juga, selain itu juga divalidasi pula oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan),” ujar Arie, Selasa, 5 Mei 2015.

Sebagai informasi, saat ini tercatat baru satu SMP di DKI Jakarta yang telah menerapkan sistem CBT, yakni SMPK 2 Penabur, Jakarta Pusat.

Namun demikian lanjut Arie, sesuai dengan instruksi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di tahun-tahun mendatang Pemrov DKI akan meningkatkan partisipasi sekolah yang menerapkan sistem CBT.

“Tahun depan dipastikan SMP yang memakai CBT, bertambah,” katanya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menambahkan, selain itu, kendala yang dihadapi Pemrov DKI adalah proses sosialisasi dan pemahaman yang belum dapat dimengerti oleh seluruh sekolah secara merata, intinya bukan mengenai ketersediaan komputer.

“Kalau komputer itu gampang, tinggal dibeli. UPS saja mampu beli, masa komputer tidak sanggup,” jelas Djarot.

Tiga Hari Perjalanan, Naskah UN Akhirnya Tiba di Jakarta

UN berjalan lancar

Pelaksanaan Ujian Nasional hari kedua tingkat SMP di SMP Negeri 8 Jakarta berjalan dengan lancar.

Kepala Sekolah SMPN 8 Jakarta, Azril Rusdi, saat ditemui di Kantornya, di Jalan Diponegoro, Cikini, Jakarta Pusat, mengatakan, sejak kemarin peserta UN di sekolahnya masuk seluruhnya sampai pada hari kedua ini.

Selama UN, PLN Diminta Tak Padamkan Listrik di Jakarta

Namun, di sisi lain, Azril merasa kecewa. Karena pada hari Senin sore kemarin, hujan sempat mengguyur daaerah Jakarta Pusat, dengan intensitas hujan yang cukup tinggi. Ia mengaku khawatir sekolahnya akan banjir, dan akan menggangu jalannya Ujian Nasional hari kedua..

"Sekolah kami ini posisinya lebih rendah dari jalan raya. Jadi air selalu turun ke sekolah dan membanjiri sekolah. Beruntung tadi pagi air dan lumpurnya sudah surut dan sudah kami bersihkan, jadi para murid tak perlu mengungsi ke ruangan atas," lanjutnya.

Azril mengaku sangat kecewa karena belum adanya tindakan lanjut dari pemerintah untuk membenahi sekolahnya. Ia mengatakan, bagaimana mungkin sekolahnya bisa menerapkan Ujian Nasional dengan sistem komputer, sementara kondisi sekolahnya saja masih mengkhawatirkan.

"Dulu saat masih jadi Gubernur, Pak Jokowi pernah meninjau ke sini. Tapi tidak ada tindakan lebih lanjut terhadap sekolah kami sampai saat ini. Kami berharap sekolah kami diperhatikan pemerintah," jelasnya.

Dari pantauan VIVA.co.id, masih terlihat masih ada genangan air di lapangan sekolah dan beberapa sisa lumpur. Terlihat pula, para pengawas dari sekolah lain mengeluhkan merembesnya air dari tembok di dalam ruangan tempat mereka berkumpul di SMPN 8 Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat

Wagub Djarot Pantau UN di Lapas Cipinang

Ada 19 narapidana yang mengikuti UN untuk program paket A, B dan C.

img_title
VIVA.co.id
5 April 2016