Belum Diketahui Kapan Dubes Australia Kembali ke Jakarta

Menteri Luar Negeri, Julie Bishop dan Duta Besar Paul Grigson
Sumber :
  • News Corp Australia

VIVA.co.id - Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson akhirnya tiba di Perth hari ini dan langsung bertemu dengan Menteri Luar Negeri Julie Bishop. Grigson dipanggil pulang oleh Pemerintah Negeri Kanguru menyusul eksekusi mati terhadap duo gembong narkoba, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Harian Australia, Sydney Morning Herald (SMH), Senin, 4 Mei 2015 melansir, pemanggilan pulang Grigson merupakan sesuatu yang tidak terduga sebelumnya. Sebab, ini merupakan langkah yang jarang dilakukan oleh Pemerintah Negeri Kanguru.

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme

Keputusan serupa juga tidak ditempuh Australia, ketika warganya dieksekusi mati di beberapa negara lain seperti Tiongkok, Singapura, dan Malaysia.

Dalam jumpa pers yang digelar hari ini, Bishop tegas mengatakan, pemanggilan pulang Grigson sebagai bentuk ketidaksukaan Negeri Kanguru, karena Indonesia tak mengindahkan permohonan mereka untuk menangguhkan eksekusi mati terhadap Chan dan Sukumaran. Dia menyebut Indonesia pun telah mengetahui maksud pemanggilan Grigson kembali ke Australia.

Selama berada di Negeri Kanguru, dia akan berdiskusi dengan Grigson mengenai hubungan yang tengah berjalan dengan RI.

"Selama tiga bulan terakhir, fokus hubungan lebih banyak diarahkan agar bisa menghindarkan Chan dan Sukumaran agar terhindar dari eksekusi dan berharap kepada Presiden Joko Widodo mengubah pikirannya terkait dengan eksekusi mati yang akan dilakukan terhadap dua warga Australia dan warga lainnya," papar Bishop.

Dia melanjutkan, dengan adanya pemanggilan dubes ini berarti Australia tengah memikirkan langkah selanjutnya setelah Pemerintah Indonesia tidak memenuhi pengampunan yang mereka minta. Diskusi dengan Dubes Grigson, kata Bishop, akan berfokus kepada konsekuensi jangka pendek, menengah dan panjang untuk Indonesia.

Mereka juga akan membahas mengenai kinerja staf bidang konsuler yang selama ini bertugas menangani isu warga negara Australia. Ketika ditanya hingga kapan Grigson akan berada di Australia, Bishop enggan merinci detailnya.

Dia hanya menyebut durasi waktu Grigson di Australia tergantung terhadap berbagai isu yang muncul di Indonesia. Kendati begitu, sebelumnya muncul rumor Grigson akan menyempatkan diri kembali ke Jakarta pada 12 Mei mendatang.

Tujuannya, untuk menjelaskan adanya kemungkinan pemotongan bantuan internasional dari Australia ke Indonesia. Setelah itu, dia dijadwalkan akan bertolak kembali ke Australia.

Bishop tidak menyebut, apakah mereka juga akan membahas mengenai rencana pemotongan anggaran untuk Indonesia.

"Pembahasan mengenai anggaran bantuan merupakan isu yang akan didiskusikan oleh Komite Peninjau Pengeluaran (ERC) dan kabinet. Pembahasan itu kini terus berjalan," ujar Bishop.

Jika Grigson dipanggil dalam waktu cukup lama, pos Kedutaan Australia di Jakarta akan kosong. Bishop pun menyadari begitu pentingnya pos misi Australia di Jakarta.

"Tentu saja, kehadiran dubes Australia di Indonesia sangat penting. Ini merupakan pos tersibuk kami dan pos terbesar kami di seluruh dunia. Oleh sebab itu, pemanggilan pulang dubes mengirimkan sebuah pesan yang penting," kata Bishop.

Kendati begitu, dia berjanji akan mengusahakan agar seluruh tugas diplomatik Grigson tetap dilakukan dengan baik dari Australia.

Indonesia dan Australia

Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia

Indonesia direncanakan untuk menjadi pusat studi Islam.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016