Misi ke Mars Terhalang Radiasi Perusak Otak

Sumber :
  • 21stcentech.com
VIVA.co.id
Misi NASA ke Mars Dianggap Bunuh Diri
- Misi ke planet merah memang terhalang banyak kendala. Bukan hanya materi dan lama waktu untuk ke sana, peneliti juga menemukan adanya upaya rumit yang sulit untuk diselesaikan namun cukup mempengaruhi perjalanan manusia.

Begini Skenario Memanen Air di Planet Mars

Dilansir melalui
Bos SpaceX Khawatir Perang Dunia III Gagalkan Misi ke Mars
NewsWeek , Selasa 5 Mei 2015, sinar kosmik yang berasal dari supernova ternyata mengandung banyak radiasi. Radiasi ini memiliki efek yang berbahaya dan bisa merusak otak astronaut secara signifikan.


Sebuah studi, yang dipublikasi dalam jurnal Science Advances, telah melaporkan penelitian ini. Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh profesor onkologi radiasi, Charles Limoli dari UC Irvine neuroscientist, astronaut yang melalu perjalanan panjang antarplanet bisa menderita kerusakan kognitif pada otaknya.


Dalam penelitian ini, mereka mempelajari efek yang ditimbulkan dari radiasi luar angkasa pada otak tikus. Untuk mensimulasikan teori itu, para peneliti memberikan paparan oksigen dan ion titanium pada tikus. Kedua senyawa itu merupakan partikel yang kerap ditemukan pada sinar kosmik di luar angkasa. Penelitian ini dilakukan di lab radiasi luar angkasa NASA di Brookhaven National Laboratory.


Enam bulan setelah pemaparan itu, mereka menguji kemampuan memori dan pembelajaran tikus. Subjek tikus dibawa ke lingkungan yang berbeda dan secara bertahap diperkenalkan mainan baru ke dalam ekosistem tersebut.


Peneliti menemukan jika tikus yang mendapatkan paparan radiasi simulasi itu memiliki kemampuan kognitif yang berkurang, bahkan mereka cenderung tidak sadar dengan perubahan di sekitar, dengan benda asing. Kemampuan kognitif mereka telah berkurang karena efek radiasi.


"Selama misi yang berlangsung dua sampai tiga tahu, kerusakan ini bisa terakumulasi. Mungkin kerusakannya tidak terlalu luar biasa namun ini bisa mengarah pada kemampuan fokus dan kesadaran yang menghilang," ujar Limoli.


Limoli menyarankan, satu-satunya cara untuk menghalangi kerusakan ini adalah melakukan penelitian lain untuk memahami cara kerja radiasi. Bahkan mereka sedang mengupayakan kemungkinan penggunaan helm atau pelindung khusus bagi otak untuk mengurangi intensitas paparan radiasi.


"Mungkin juga untuk menggunakan pengobatan pada terapi radiasi pada pasien kanker, atau membuat ruang tidur khusus yang bisa melindungi masuknya radiasi sehingga otak bisa beristirahat dengan tenang saat tidur di luar angkasa," ujar Limoli.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya