Nepal Minta Pihak Asing Jangan Lagi Kirim Relawan

Relawan di Nepal
Sumber :
  • REUTERS/Athit Perawongmetha
VIVA.co.id
Di Nepal, Pangeran Harry Disambut Lima Perawan
- Pemerintah Nepal telah meminta kepada badan pemberi bantuan agar tak lagi mengirimkan tim penyelamat untuk datang dan membantu dalam pencarian korban gempa berkekuatan 7,8 skala richter. Alasannya, pemerintah dan militer di sana sudah bisa mengatasi permasalahan yang ada.

Ini Status Tiga Pendaki Indonesia yang Hilang di Nepal

Kantor berita
Antisipasi Krisis, Kemlu Latih Diplomat Muda
Reuters melansir pernyataan itu dari Kepala Nasional badan PBB, UNDP, Jamie McGoldrick. Pesan tersebut, kata McGoldrick, disampaikan Pemerintah Nepal dan militer kepada badan bantuan dalam sebuah rapat Selasa pekan lalu.

Dalam rapat tersebut disampaikan, jika tim penyelamat dan medis asing sudah terlanjur di udara atau hanya akan mendaratkan bantuannya, maka mereka bisa datang dan membantu.


"Tetapi, jika mereka masih berada di landasan pacu di negara asal dan menunggu untuk lepas landas, maka kami mengatakan kepada mereka agar tidak datang," ujar McGoldrick.


Hingga saat ini, perwakilan Pemerintah Nepal masih belum bisa dimintai komentar. Padahal, di saat yang bersamaan, nasib ribuan orang masih tidak diketahui dengan jelas. Walaupun sudah 9 hari berlalu, tetapi harapan justru kian tipis bagi korban yang hingga saat ini belum ditemukan.


Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala sebelumnya memprediksi korban tewas bisa mencapai angka 10 ribu orang. Total korban luka pun diprediksi bisa mencapai angka serupa.


Beberapa desa di daerah terpencil yang hancur akibat gempa bumi masih belum bisa dijangkau. Sementara, seorang pejabat berwenang setempat, mengatakan jumlah warga yang hilang bisa mencapai lebih dari 400 orang, khususnya setelah longsor.


Bahkan, Pemerintah Nepal juga menyerukan agar tim pencari dan evakuasi yang belum tiba di Kathmandu untuk mengurungkan niatnya.


"Tidak ada perlunya tim untuk tiba di sini," imbuh McGoldrick.


Sementara, tim medis yang belum tiba di Kathmandu agar bersiap-siap saja. Saat ini fokus pencarian diarahkan ke area terpencil, sehingga jika ada tim internasional dengan membawa peralatan berat dapat berdampak terhadap rumah warga yang banyak terbuat dari tanah liat atau kayu.


Petugas medis dan relawan yang telah berada di lokasi pun mengaku bingung. Sebab, tidak ada koordinasi yang jelas dari pejabat lokal.


Salah satunya dialami oleh tim 18 pencari dan penyelamat asal Belanda. Di dalam tim itu juga termasuk paramedis, penjaga anjing dan petugas pemadam kebakaran.


Usai anjing pencium kedua gagal menemukan warga yang masih bertahan, maka pencarian pun dihentikan.


"Kini, tidak ada lagi harapan di sini," ujar ketua tim penyelamat dari Belanda, Huijbrechts Marcel.


Dia menambahkan, ketika tiba kali pertama di Kathmandu pada tanggal 28 April lalu, sama sekali tidak ada koordinasi.


"Hanya ada tempat penerimaan di mana kami bisa mendaftar dan memperoleh izin untuk membangun posko. Tidak ada yang lain," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya