Sumber :
- REUTERS/Adnan Abidi
VIVA.co.id
- Rusaknya sebagian infrastruktur akibat gempa besar di Nepal, diperkirakan akan mendorong naiknya harga komoditas pangan. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab utama tingginya inflasi di negara tersebut pada tahun ini.
Baca Juga :
Lagi, Nepal Diguncang Gempa 5,7 SR
Baca Juga :
Cara Unik Fotografer Bantu Korban Gempa Nepal
Bank Pembangunan Asia (ADB) pada Maret lalu memproyeksikan inflasi Nepal sebesar 7,7 persen pada 2015, menurun dari 9,1 persen pada tahun lalu. Karena adanya gempa, proyeksi tersebut dipastikan akan berubah.
Baca Juga :
Kesaksian Michelle Yeoh Terjebak Gempa Nepal
"Kami sekarang melihat inflasi merayap hingga 8 persen di 2015," kata ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB) kantor perwakilan Kathmandu, Nepal, Chandan Sapkota, dalam kajian dampak ekonomi gempa Nepal, yang dikutip VIVA.co.id, Senin 4 Mei 2015.
Kekurangan biaya bahan bakar dan tarif transportasi yang lebih tinggi, juga dapat menyebabkan inflasi tambahan dari non makanan. Sehingga realisasinya pada tahun ini bisa lebih besar.
"Inflasi diperkirakan akan perlahan turun menjadi sekitar 7,3 persen pada 2016 setelah kekurangan makanan dan non-makanan telah mereda," tambahnya.
Kajian tersebut juga menunjukan bahwa keseimbangan fiskal pemerintah Nepal akan terpukul karena musibah tersebut. Defisit fiskal diperkirakan tetap akan terjadi hingga tahun depan, khususnya selama pemulihan infrastruktur pasca gempa.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kekurangan biaya bahan bakar dan tarif transportasi yang lebih tinggi, juga dapat menyebabkan inflasi tambahan dari non makanan. Sehingga realisasinya pada tahun ini bisa lebih besar.