- ANTARA/Zabur Karuru
VIVA.co.id - Untuk kali pertama dalam empat pekan terakhir kurs rupiah kembali tertekan dengan menembus level Rp13.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Hari ini, Senin 4 Mei 2015, nilai tukar rupiah harus terkoreksi 84 poin, atau 0,65 persen dibandingkan perdagangan 30 April, atau jelang libur Hari Buruh sebesar Rp12.937.
Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah tembus ke level Rp13.021 per dolar AS. Pelemahan mata uang garuda ini sekaligus menunjukkan kegagalan untuk menciptakan penguatan selama tiga hari perdagangan berturut-turut.
Untuk diketahui, level psikologis Rp13.000 terakhir kali terjadi pada perdagangan 2 April 2015. Saat itu, rupiah mampu menguat tipis sebesar 43 poin, atau 0,33 persen dibandingkan sehari sebelumnya sebesar Rp13.043.
Dan sementara ini, laju rupiah terkuat selama periode Januari hingga awal Mei 2015, tercatat sebesar Rp12.444 pada perdagangan 23 Januari 2015. Sedangkan, level terlemahnya sempat menyentuh di Rp13.237, terjadi pada perdagangan 16 Maret 2015.
"Pasar masih bersikap wait and see, menantikan rilis data inflasi dan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini. Kenaikan yang terjadi pada pekan lalu, sangat terbatas akibat masih belum pastinya kenaikan suku bunga acuan The Fed dalam jangka waktu dekat," ujar Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, kepada VIVA.co.id.
Menurut Reza, pergerakan rupiah masih terus dibayangi akan kedua rilis data ekonomi penting dari dalam negeri tersebut. Dengan demikian, dia pun memprediksi, laju rupiah akan bergerak di kisaran Rp12.929-Rp12.945 per dolar AS. (ren)