BNPB: Alat Pendeteksi Longsor Minim, Padahal Tak Harus Mahal

Lokasi longsor Banjarnegara ditanami pohon
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id
1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan
- Tanah longsor adalah jenis bencana yang paling mematikan selama tahun 2014. Sepanjang tahun itu, 338 orang meninggal akibat tanah longsor. Bahkan, selama tahun 2015 hingga Sabtu 25 April 2015, longsor telah menimbulkan korban jiwa, 46 orang meninggal.

Longsor Terjang Ratusan Rumah di Maluku
 
Detik-detik Mengerikan Longsor Condet
Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, ada 40,9 juta jiwa penduduk yang terpapar sedang-tinggi longsor yang tersebar di 274 kabupaten/kota. Artinya, jiwa mereka terancam langsung dari longsor.

"Untuk itu perlu mitigasi bencana longsor yang komprehensif, baik struktural maupun nonstruktural, yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana," ujar Sutopo dalam keterangan persnya, Sabtu 25 April 2015.

 

Menurutnya, aalah satu upaya mitigasi longsor adalah dengan memasang sistem peringatan dini (EWS, early warning system). Beberapa kasus, EWS ini mampu menyelamatkan masyarakat, seperti di EWS UGM di Karanganyar.


"Saat ini, EWS yang terpasang di daerah rawan longsor di Indonesia masih sangat terbatas. Mungkin jumlahnya hanya sekitar 10 persen dari total kebutuhan yang mencapai ratusan ribu unit," ujarnya.


Dia melanjutkan, sesungguhnya EWS tidak harus canggih. Ada yang sederhana dengan tali nilon yang dikaitkan dengan megaphone. Harganya kurang dari Rp300 ribu.


Sedangkan yang canggih, yang lengkap dengan wireless ekstensometer, tiltmeter, penakar hujan, repeater, lampu peringatan, tower antena, dan server lokal beserta pemetaan, sosialisasi, pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dan lainnya, harganya sekitar Rp300 juta.

 

Saat ini, BNPB bersama UGM dan PVMBG telah memasang 20 unit EWS lengkap yaitu 10 unit di Jawa Tengah dan 10 unit di Jawa Barat.


"Dalam waktu dekat akan dilanjutkan pemasangan 20 unit lagi," tambahnya.


Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memprioritaskan masterplan pengurangan risiko bencana longsor harus dirampungkan pada tahun 2015. Isinya bukan hanya memasang EWS saja, tetapi juga penguatan kapasitas, sistem rantai peringatan dini, pemberdayaan masyarakat, sosialisasi dan lainnya. Tantangan yang berat adalah nonstruktural yang menyangkut budaya sadar bencana dan komitmen pemda dan masyarakat. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya