Cara Canggih Jepang Lenyapkan Sampah Antariksa

Satelit Goce milik Badan Antariksa Eropa (ESA)
Sumber :
  • ESA
VIVA.co.id
VIDEO: Merekam Jatuhnya Roket Rusia
- Banyaknya sampah antariksa yang mengambang dan bergerak dengan cepat di antariksa membuat peneliti tak bisa tinggal diam. Sebab, jika dibiarkan sampah antariksa yang terdiri dari serpihan pesawat maupun satelit bisa membahayakan penduduk bumi.

Sampah Antariksa Bakal Diubah Jadi Bahan Bakar

Untuk itu peneliti mengajukan beragam cara menghancurkan serpihan itu. Mulai dari membuat jaring antariksa, pancingan untuk mengumpulkan serpihan sampah antariksa itu.

Tapi problemnya bagaimana dengan serpihan yang besar. Terkait hal ini peneliti Jepang mengajukan cara meledakkan serpihan tersebut dengan laser fiber optik dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS).

Dikutip dari Engadget, Sabtu 18 April 2015, sistem penghancur ini berbasis pesawat antariksa. Nantinya pesawat ini terdiri dari dua komponen utama yaitu teleskop super luas yang dikembangkan tim Extreme Universe Space Observatory (EUSO) Institut Riser Riken Jepang dan laser fiber optik yang sangat efisien.

Sistem ini bekerja sederhana. Pertama teleskop EUSO dimaksimalkan melacak serpihan atau potongan sampah antariksa yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Setelah terlacak, maka instrumen laser bekerja dengan menembakkan pada objek sampah dengan harapan objek bisa turun dari orbitnya. Kemudian skema selanjutnya, dengan penembakan laser itu diharapkan puing antariksa akan terbakar.

Peneliti yakin sistem ini secara efektif bisa digunakan berburu partikel dengan dimataer sekecil sentimeter.

Peneliti Riken berharap sistem ini bisa dipasang di ISS.

"Jika itu berjalan dengan baik, kami berencana memasangnya di ISS dengan menggabungkan teleskop tiga meter dan laser 10 ribu fiber optik," kata  Toshikazu Ebisuzaki, ketua tim Riken.

Konsep di ISS itu, kata dia, memberikan kemampuan mengganggu orbit puing sampah antariksa pada jangkauan 100 Km. Ke depan kemampuan kendali ini bisa ditingkatkan pada ketinggian hampir 800 Km. Pada ketinggian itu, berkumpul sampah antariksa.

"Pengajuan kami secara radikal berbeda dengan pendekatan konvensional yang berbasis di daratan. Kami yakin pendekatan ini lebih mudah dan akurat, cepat serta murah," kata Ebisuzaki.

Selain Riken, lembaga yang turut dalam pengajuan skema ini yaitu University of California, AS; Universitas Paris, Prancis; dan University of Torino, Italia.

Pengajuan ini telah dirinci dalam jurnal Acta Astronautica.

Penampakan UFO Terbakar di Atmosfer Bumi pada Friday 13th
Objek bola misterius di Vietnam

Tiga Bola Misterius dari Langit Mendarat di Vietnam

Diduga merupakan sisa kegagalan peluncuran satelit.

img_title
VIVA.co.id
11 Januari 2016