Presiden Afsel Batal Hadiri KAA

Ricuh Antar Anggota di Sidang Parlemen Afrika Selatan
Sumber :
  • REUTERS / Rodger Bosch / Pool

VIVA.co.id - Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, membatalkan kunjungan kenegaraan dan partisipasinya dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta dan Bandung pada pekan depan. Menurut informasi yang dikutip dari situs resmi Kepresidenan Afsel, Zuma membatalkan kunjungannya di menit-menit terakhir demi bisa fokus mengurus isu dalam negeri terkait tindak xenophobia terhadap warga asing.

Laman Mail & Guardian Afrika Selatan, Sabtu 18 April 2015 melansir kepastian informasi itu turut disampaikan oleh juru bicara Zuma, Mac Maharaj pada hari ini.

"Semula, Presiden Zuma dijadwalkan bertolak menuju ke Indonesia pada malam ini 18 April 2015 untuk sebuah kunjungan kenegaraan dan menghadiri KTT Asia-Afrika dan peringatan bersejarah KTT di Bandung, Indonesia tahun 1955 silam yang membawa Asia dan Afrika maju bersama berjuang untuk pembebasan dan mandiri," ungkap Maharaj.

Kehadiran Zuma akan diwakilkan kepada Wakil Presiden, Cyril Ramahosa. Belum diketahui dengan jelas bagaimana nasib kunjungan kenegaraan yang akan dilakukan Zuma ke Indonesia. Apakah akan diganti dengan menemui Wapres Jusuf Kalla.

Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme

Selain itu, Zuma juga telah dijadwalkan akan memberi kuliah umum di Universitas Indonesia pada Senin, 20 April 2015 esok. Belum diperoleh konfirmasi mengenai kelanjutan acara itu.

"Presiden juga akan memimpin sebuah program antar instansi di Tanah Air pekan depan. Para Menteri dan Wakil Menteri juga akan bergabung bersama warga Afsel pada pekan depan di sebuah Imbizo dan program yang berujung kepada Hari Kebebasan tanggal 27 April," lanjut Maharaj.

Pertemuan itu, kata Maharaj akan berfokus kepada penguatan dukungan perdamaian dan hidup yang damai secara berdampingan di antara warga Afsel. Zuma rencananya juga akan blusukan dan mendengarkan keluhan yang diajukan oleh masyarakat.

Selain itu, pada Sabtu sore ini, Zuma akan berkunjung ke warga asing yang terusir dari tempat tinggalnya di Chatsworth di Durban.

"Sementara, program lainnya di pekan ini akan dikomunikasikan sesuai dengan kondisi yang ada," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Maharaj kembali mengulang kecaman yang disampaikan Zuma terkait dengan serangan terhadap warga asing dan telah mendorong polisi agar terus bekerja tanpa henti untuk menangkap pelaku dan melindungi masyarakat.

Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah

Stasiun berita Al Jazeera hari ini melansir, akibat tindak kekerasan terhadap kaum pendatang sebanyak enam orang tewas dalam dua pekan terakhir di kota Durban. Menurut juru bicara polisi, Jay Naicker, hingga hari Jumat kemarin situasi tetap tenang.

"Semalaman kami tidak menerima laporan mengenai insiden itu dan situasinya telah tenang," ujar Naicker.

Dia menambahkan, juga tidak menerima ancaman terhadap kaum imigran di Durban. Sementara, Ketua Dewan Masyarakat Somalia yang berbasis di ibukota Johannesburg, Amir Sheikh, mengatakan tindak kekerasan Durban terus memicu ketegangan antara penduduk lokal Afsel dan kaum pendatang.

"Beberapa anggota kami telah diperlakukan secara kasar di Johannesburg, usai terjadi tindak kerusuhan di Durban," kata Sheikh.

Dia menambahkan, pada Kamis malam kemarin, sebuah pesan pendek beredar luas dan menyebut satu kereta berisi kaum pria dari Zulu telah berangkat menuju ke Johannesburg.

"Para pria ini bersenjata dan mereka akan membunuh siapa pun warga asing yang mereka temui," tulis pesan pendek itu.

Tidak diketahui dengan jelas siapa yang menulis pesan tersebut. Tetapi, dampaknya membuat kepanikan dan kebingungan di kalangan komunitas imigran.

Sementara, sejauh ini sebanyak 112 orang telah ditahan di Provinsi KwaZulu-Natal akibat berbagai tindakan terkait kekerasan.


KAA Bukan Ajang Pamer Kedekatan RI dengan Tiongkok
Menlu RI, Retno LP Marsudi.

RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain

Jumlahnya terus bertambah hingga saat ini.

img_title
VIVA.co.id
9 November 2015