Kopilot Germanwings Pernah Utarakan Niat Jatuhkan Pesawat

Kopilot maskapai Germanwings, Andreas Guenter Lubitz
Sumber :
  • REUTERS/Foto-Team-Mueller
VIVA.co.id
Asuransi Tuntut Nasabah Bayar Kerugian
- Kopilot maskapai Germanwings 4U9525, Andreas Guenter Lubitz, pernah melontarkan rencana ingin menjatuhkan pesawat kepada mantan kekasih yang baru dia pacari selama lima bulan, Maria W. Namun, pramugari berusia 26 tahun itu, tidak menyadari makna di balik kalimat Lubitz hingga terjadi insiden jatuhnya Germanwings di Pegunungan Alpen pada Selasa lalu.

Sebelum Tewas, Kopilot Germanwings Sempat Temui 41 Dokter

Laman
Prancis Buka Penyelidikan Terhadap Jatuhnya Germanwings
Dailymail , Sabtu, 28 Maret 2015 melansir selama berpacaran, Maria menyebut sosok Lubitz sebagai temperamental, labil, dan ahli menyembunyikan pikiran gelapnya. Maria yang sempat tinggal bersama dengan pilot berusia 27 tahun itu mengaku kerap terbangun di malam hari, karena Lubitz bermimpi buruk dan berteriak 'kita akan jatuh'.

"Ketika mendengar insiden jatuhnya pesawat, hanya ada kalimat itu yang berulang kali terngiang di kepala yaitu kalimatnya: 'satu hari nanti, saya akan melakukan sesuatu yang dapat mengubah sistem dan semua orang kemudian akan mengetahui nama dan mengingat saya'," ujar Maria.


Saat itu, dia mengaku tidak mengerti maksud kalimat Lubitz. Tetapi, kini semuanya menjadi jelas.


Maria menerangkan kepada harian Jerman,
Bild
, dia bertemu dengan Lubitz ketika tengah melalui penerbangan ke Eropa. Mereka pernah bermalam bersama di hotel dan menilai Lubitz sebagai sosok pria yang baik dan berpikiran terbuka.


Namun, sikap itu bisa berubah 180 derajat, ketika dia membicarakan isu pekerjaan.


"Kami bicara banyak mengenai pekerjaan dan kemudian dia berubah menjadi orang lain. Dia menjadi gelisah mengenai keadaan tempatnya bekerja," papar Maria.


Dia menyebut isu yang kerap diungkit Lubitz antara lain gaji yang terlalu kecil, khawatir mengenai kontraknya, dan terlalu banyak tekanan. Karena alasan emosi yang labil itu, Maria akhirnya memutuskan hubungan tali kasih dengan Lubitz.


"Selama pembicaraan, tiba-tiba dia marah dan berteriak ke arah saya. Saya begitu takut. Dia bahkan pernah mengunci saya di kamar mandi untuk waktu yang lama," kata Maria.


Ketika ditanya mengenai adanya kemungkinan Lubitz mengalami permasalahan psikologis, Maria mengaku tidak pernah membicarakan hal itu. Namun, dia mengaku tahu kalau Lubitz tengah menerima pengobatan dari psikiater.


Polisi menemukan bukti di rumahnya, Lubitz tengah menderita penyakit psikosomatis serius. Petugas menemukan berbagai obat yang digunakan untuk pengobatan penyakit kejiwaan di apartemennya di daerah Duesseldorf. Obat itu diduga untuk menenangkan jika dia mengalami depresi.


Penemuan obat itu kian melengkapi dugaan bahwa Lubitz tidak fit untuk terbang pada Selasa kemarin. Menurut tim penyidik, terdapat catatan kesehatan yang sengaja disobek di rumahnya dan diduga dilakukan Lubitz.


Rumah sakit Universitas Duesseldorf yang sebelumnya mengelak, akhirnya mengakui Lubitz pernah menjadi pasien mereka selama dua bulan terakhir. Lubitz pernah berobat di sebuah klinik di rumah sakit itu pada bulan Februari dan tanggal 10 Maret.


Di rumah sakit itu, juga terdapat sebuah klinik mata. Namun, menolak spekulasi apakah dia berobat di sana untuk mengobati depresinya. Mereka juga tutup mulut mengenai kemungkinan Lubitz turut memeriksakan permasalahan di matanya.


Lubitz kini tengah disorot karena diduga sengaja menjatuhkan pesawat ke Pegunungan Alpen, Prancis. Dalam insiden itu sebanyak 150 penumpang dan kru kabin tewas.



![vivamore="
Baca Juga
:"]






[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya