Menkeu: Waspadai Empat Risiko Ketidakpastian Global

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id - Hingga saat ini, kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian. Setidaknya, ada empat risiko utama yang perlu diwaspadai sebagai akibat dari ketidakpastian tersebut.

Tunggu Data Tenaga Kerja, Wall Street Bergerak Datar

“Banyak yang meyakini bahwa saat outlook perekonomian Amerika Serikat (AS) membaik, perekonomian global akan turut membaik. Sayangnya, ketidakpastian perekonomian global masih terus berlanjut,” ujar Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro, seperti dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Sabtu, 28 Maret 2015.

Menkeu mengungkapkan, risiko pertama datang dari ketidakpastian kondisi perekonomian negara-negara maju, yang diprediksi akan turut berimbas pada perekonomian Indonesia.

Menurut dia, meski perekonomian AS diprediksi membaik, tetapi tidak demikian dengan yang terjadi pada perekonomian negara-negara maju lain seperti Jepang dan negara-negara Eropa.

Dolar Menguat Bikin Harga Emas Merosot

“Risiko di Eropa diperparah dengan meningkatnya risiko dari perkembangan utang Yunani dan kondisi ekonomi Rusia yang bermasalah, yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian negara-negara Eropa,” ujarnya menambahkan.

Risiko kedua datang dari kombinasi kebijakan yang menciptakan ambiguitas.

Harga Minyak AS Naik, Wall Street Bergerak Positif

“Kami baru saja menyaksikan bagaimana ECB (European Central Bank/Bank Sentral Eropa) dan BoJ (Bank of Japan) mengeluarkan stimulus moneternya, yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan,” katanya.

Di sisi lain, normalisasi kebijakan moneter AS telah mendorong beberapa negara untuk menaikkan suku bunga.

“(Hal tersebut) berpotensi memicu adanya risiko baru, yaitu currency war,” ujarnya.

Dia menjelaskan, moderasi pertumbuhan ekonomi pada negara-negara berkembang merupakan risiko ketiga yang perlu diwaspadai.

“Masalah struktural dan pembalikan modal juga masih menjadi risiko utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” ungkapnya.

Risiko eksternal terakhir datang dari lemahnya pasar komoditas. Seperti diketahui, harga komoditas utama global telah menunjukkan tren penurunan, mengikuti moderasi harga minyak global yang berkorelasi positif dengan pasar komoditas global.

“Akhir dari commodity boom sudah sangat dekat.”

![vivamore="Baca Juga :"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya