Begini Cara Perangi Pengaruh ISIS di Indonesia

Alwi Shihab Kunjungi Redaksi VIVAnews.com
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Pemerintah dan masyarakat patut mewaspadai pulangnya para pentolan simpatisan ISIS asal Indonesia dari Suriah dan Irak. Namun memerangi paham ISIS di Indonesia tidak cukup hanya dengan mengandalkan kekuatan dari aparat keamanan. 

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS
"Kuncinya adalah pendidikan. Mendidik anak-anak muda agar tidak masuk dalam pengaruh sesat para pentolan ISIS dengan doktrin mereka yang membawa-bawa agama," kata Alwi Shihab, utusan khusus RI untuk negara-negara Timur Tengah. 

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
Bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution, Alwi berbicara mengenai Perang Melawan ISIS dan Dampaknya Bagi Indonesia. Dialog itu diselenggarakan Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Network di Jakarta, Kamis malam 5 Maret 2015.

Bagi Alwi, paham yang ditanamkan ISIS termasuk paham Islam radikal. Dia pernah ditanya oleh Menteri Luar Negeri AS pada tahun 2004, bagaimana mengatasi gerakan Islam radikal di Indonesia. 

"Saya jawab, kunci redam radikalisme adalah pendidikan agama. Kekeliruan kita selama ini adalah membiarkan segelintir orang ajarkan secara sempit agama demi kepentingan kelompok mereka sendiri," kata Alwi.

Komjen Saud pun sependapat dengan solusi dari Mantan Menlu RI 1999-2001 itu. Kepala BNPT tersebut mengungkapkan pihaknya turut menerapkan pendekatan halus dalam mencegah paham radikalisme seperti ISIS di Indonesia, yaitu menerapkan pendidikan.

"Ini termasuk program deradikalisasi bagi individu atau kelompok yang sudah dirasuki paham yang dibawa pentolan-pentolan ISIS. Maka kami juga libatkan para ulama untuk meluruskan mereka yang sudah terpengaruh," kata Saud.

Sementara itu, Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Network mencatat bahwa media sosial kini menjadi andalan bagi simpatisan ISIS untuk menanamkan pengaruh bagi publik, khususnya anak-anak muda. Setiap hari sekitar 90.000 posting di medis sosial menyebarluaskan kepentingan ISIS dan sempalan-sempalan mereka. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya