Tak Mampu Bayar Gaji, Kampus ISI Yogya Dijual di OLX

ISI Yogyakarta
Sumber :
  • Facebook ISI Yogyakarta
VIVA.co.id
Kampus ISI Yogya Dijual di OLX, Rektornya Lapor Polisi
- Keluarga besar kampus Institut Seni Indonesia (ISI) dan warga Yogyakarta dihebohkan dengan kabar tentang dijualnya kampus pencetak pelaku seni itu di dunia maya.

ISI Yogya Akui Masih Tunggak Gaji Karyawan

Setelah dikejutkan dengan penjualan pulau yang masuk wilayah NKRI melalui media internet, kini masyarakat Yogyakarta juga dihebohkan dengan munculnya iklan di sebuah situs toko online yang menawarkan penjualan gedung kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Iklan Jual Kampus ISI Yogya di OLX Sudah Diblokir


Situs toko online yang menjual kampus yang terletak di Jalan Parangtritis Km 6,5 Kabupaten Bantul, Yogyakarta adalah www.olx.co.id dengan harga Rp1 miliar.


Penjualan kampus ISI ini dilakukan oleh seseorang yang memiliki akun isi_jogja. Dalam iklan tersebut tertera keterangan bahwa dijual cepat sebagian atau keseluruhan kampus ISI.


Iklan yang disertai foto kampus ISI itu sudah muncul selama dua hari terakhir ini. Pada bait promosinya, juga disebutkan alasan menjual, bahwa:


ISI tengah membutuhkan dana secepatnya untuk membayar gaji karyawan honorer/kontak, sebab kehabisan anggaran, sehingga tidak bisa membayar gaji semua karyawan honorer/kontrak walaupun gaji di bawah UMR.


Selain itu, diberikan keterangan,
yang dijual diutamakan sebagian saja dan yang belum ada bangunan/gedungnya, tapi jika ada pembeli yang berminat membeli beserta gedung/bangunan (atau mungkin beserta isi bangunan), asal harga cocok bisa dibicarakan.

Kalau bahkan ada yang berminat membeli keseluruhan kampus ISI, asal harga cocok, bisa dibicarakan juga.

Pengiklan juga menyertakan nomor telepon 0274379133 dan 0274373659. Serta untuk peminat diharap datang langsung ke gedung rektorat baru ISI Yogyakarta.


Terkait iklan itu, Humas ISI Yogyakarta Sardjiman menegaskan, iklan tersebut tidak benar dan masyarakat tidak perlu menanggapinya. "Saya belum lihat iklan itu. Jika memang ada dipastikan hanya "hoax", katanya, Minggu 1 Maret 2015.


Secapatnya, kata Sardjiman, kasus tersebut akan segera dilaporkan ke rektorat agar segera ditindaklanjuti. "Segera saya laporkan ke Rektorat," katanya.


Baca Juga:






Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya