- VIVAnews/Joseph Angkasa
Keduanya punya alasan untuk menganiaya LS. Salah satu pelaku, Pu mengaku melakukan tindakan yang sadis dipicu rasa dendam yang telah lama dipendam. "Saya sangat dendam dengan korban," kata Pu di Mapolres Bantul, DIY, Rabu 18 Februari 2015.
Menurutnya, rasa dendam itu dipicu oleh sikap dan perilaku korban yang pernah mempermalukannya di depan umum dengan cara melempar makan ke arah tubuhnya. "Saya juga pernah dipukuli oleh korban," kata Pu.
Korban sendiri, kata Pu, bukan perempuan baik-baik. Korban pernah melakukan tindakan kejahatan. "Perilaku korban meresahkan. Dia juga pernah mencuri handphone milik salah satu teman saya yang ikut menganiaya," kata Pu.
Satu pelaku lainnya, Wu mengatakan saat penyekapan berlangsung dia ikut memukul korban. Wu sudah sangat kesal dengan perilaku LS. "Saya hanya memukul tidak menyudutkan rokok," kata Wu.
Namun Kapolres Bantul, AKBP Surawan, mengatakan apapun yang melatarbelakangi tersebut tidak bisa dijadikan pembenaran untuk melakukan tindakan penyekapan dan penyiksaan secara bersama-sama. "Itu hanya ranah tersendiri dalam proses hukum," kata Surawan.
Kalaupun para pelaku ini akan melaporkan tindakan korban yang dianggap merugikan, maka pihak penyidik akan memprosesnya. "Silakan, laporkan saja korban, kami akan memprosesnya," ujar Surawan.
Sebelumnya polisi sudah menangkap dua dari 10 pelaku penyekapan lainnya. Keduanya ditangkap sehari pasca korban berhasil melarikan diri dari lokasi penyekapan.
LS disekap sebuah kamar indekos yang disewa salah seorang pelaku. Korban disekap selama empat hari. Selama dalam penyekapan, para pelaku menganiaya korban secara tak manusiawi.
Rambut korban digunduli dan bagian tubuh korban lainya disundut dengan api rokok. Bahkan kemaluan korban ditusuk-tusukkan dengan botol minuman.
Baca juga:
Penyekapan di Bintaro, Pelaku Mengaku Anggota TNI
Tangan korban diborgol dan kepala ditodong pistol.
