Ini Target BNI Syariah 2015 dan Tantangan yang Dihadapi

BNI Syariah Luncurkan Pembiayaan Emas & Resmikan Galeri ATM Pertama
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Presiden Direktur BNI Syariah, Dinno Indiano memperkirakan, target dana aset perseroan di tahun 2015 akan tumbuh dikisaran 16,5 persen. Target yang lebih kecil dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 32,52 persen atau mencapai Rp19,49 triliun.

Dinno menjelaskan, untuk target DPK (Dana Pihak Ketiga) tahun ini, perseroan hanya memperkirakan tumbuh sebesar 16,4 persen dari pertumbuhan 2014 yang sebesar 41,42 persen.

"Karena sudah tidak ada lagi dana haji seperti tahun 2014, hanya perpindahan saja," ujarnya di Kantor Pusat BNI Syariah, Jakarta, Sabtu 31 Januari 2015.

Adapun tantangan di tahun 2015, katanya, sama berat dengan tahun kemarin. Itu, karena, kondisi ekonomi global yang mempengaruhi perekonomian dalam negeri.

Namun, dia mengungkapkan, dengan pemerintahan baru ini maka pihaknya tetap optimistis bahwa perbankan tetap akan tumbuh. "Kita percaya dengan adanya pemerintahan yang baru ini akan membaik. Hanya masalahnya bagaimana kita beradaptasi," terangnya.

Target dana kredit

Untuk target dana kredit macet perseroan atau NPF perseroan di 2015 akan tetap dipertahankan di bawah dua persen. Mengenai pencapaian kinerja bisnis tahun 2014, Dinno mengaku, tetap memperhatikan kualitas pembiayaan dimana NPF dapat dipertahankan sebesar 1,86 persen, sama dengan tahun sebelumnya.

Selain itu, mengenai total pembiayaan yang mencapai sebesar Rp15,04 triliun, sebagian besar merupakan pembiayaan konsumtif sebesar 52,6 persen, disusul oleh pembiayaan produktif Usaha Kecil Menengah sebesar 21,61 persen, pembiayaan komersial sebesar 16,15 persen, pembiayaan mikro sebesar 6,96 persen, dan pembiayaan kartu Hasanah Card sebesar 2,68 persen.

Dinno mengungkapkan, strategi perseroan dalam menjaga NPF tersebut adalah dengan melakukan percepatan enam bulan pertama di tahun 2014. Pihaknya tetap mendominasi pada segmen pembiayaan griya atau pembiayaan rumah pertama yang sebesar 90 persen.

"NPF khusus di griya 1,49 persen. Itu yang mendorong kita secara total dari NPF 1,86 persen," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam Teguh Saptono mengatakan, pembiayaan konsumer dominasi total pembiayaan BNI Syariah sebesar 52,60 persen di 2014. "Dari total pembiayaan Rp15,04 triliun, sebagian besar pembiayaan merupakan pembiayaan konsumtif sebesar 52,60 persen atau sekitar Rp7,9 triliun," katanya.

Seperti yang disampaikan presiden direktur Dinno Indiano, komposisi pembiayaan BNI syariah per 2014 terdiri dari, komposisi consumer sebesar Rp7,9 triliun, dana mikro sebesarĀ  Rp1 triliun, hasanah card Rp402 miliar, pinjaman komersial Rp2,42 triliun, dan produktif cabang Rp3,24 triliun.

Menurut dia, pertumbuhan pembiayaan ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah secara nasional yang tumbuh sekitar 12-13 persen pada 2014. "Untuk itu, ke depan, BNI Syariah akan terus melakukan ekspansi pasar dengan memperbanyak outlet dan kantor cabang," ungkap Imam.

Untuk diketahui, BNI Syariah telah memiliki 299 outlet. Sementara, selama 2014, kantor cabang menambah tiga outlet, kantor cabang pembantu empat outlet, kantor fungsional jadi delapan kantor sehingga secara total, peningkatan outlet sebanyak 15 outlet.

Baca juga:

Perkuat Modal, BNI Syariah Dapat Suntikan Rp500 Miliar
Bank BNI

Tampung Tax Amnesty, BNI Pikirkan Lepas Saham Syariah

Pelepasan saham BNI Syariah dilakukan ke mitra strategis.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016