BI: Reformasi Struktural Arahkan Capai Target Ekonomi

Presiden SBY Terima Gubernur BI & Ketua Dewan Komisioner OJK
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Program reformasi struktural diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi barang-barang ekspor bernilai tambah dan berdampak pada defisit transaksi berjalan.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengimbau untuk terus mengoptimalisasi sejumlah program reformasi struktural. Sebab, hal tersebut akan mampu mendorong target pertumbuhan ekonomi 2015.
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop


"Pertumbuhan ekonomi 2015 sesuai dengan yang diasumsikan BI, berkisar 5,4-5,8 persen, dengan tingkat inflasi 4 persen plus minus 1 persen," ujar Agus, dalam acara Mandiri Investment Forum 2015 di Jakarta, Selasa 27 Januari 2015.


Agus berharap, tren perlambatan ekonomi dunia harus segera direspons pemerintah dengan fokus menyelesaikan berbagai tantangan di dalam negeri.

Menurut dia, perlambatan ekonomi di dalam negeri dipicu oleh lemahnya struktur industri nasional.


Agus menambahkan, sejauh ini bank sentral terus mengupayakan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter dan menjaga stabilitas inflasi.


"Sekarang ini
slowdown
di
emerging markets
terkait erat dengan pelemahan ekonomi global," tuturnya.


Kemudian, dia mengungkapkan bahwa dengan reformasi struktural diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi barang-barang ekspor bernilai tambah. Dengan demikian, defisit transaksi berjalan dapat ditekan dengan dorongan dari surplus perdagangan.


"Kami Bank Indonesia memperkirakan bahwa
current account deficit
pada 2015 ini akan berada di kisaran 2,5-3 persen, dan memastikan bahwa defisit transaksi berjalan akan lebih rendah dibanding 2014," ujarnya. (art)


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya