Peneliti UGM Kembangkan Electrospinning Pengubah Limbah

Alat pemintal elektronik
Sumber :
  • Vivanews/Daru

VIVAnews - Bahan limbah perikanan seperti cangkang udang atau kepiting kerap kali mencemari lingkungan. Namun ditangan peneliti UGM, semua itu dapat dimanfaatkan menjadi kitosan yang selanjutnya dibuat menjadi nanofiber kitosan.

Tak hanya limbah perikanan, kulit dan tulang hewan yang selama ini hanya menjadi aksesoris seperti tas dan sepatu kulit, dapat diubah menjadi gelatin yang selanjutnya dibuat nanofiber gelatin.

Dosen Jurusan Fisika, FMIPA UGM, Dr. Kuwat Triyana dan Dr. Yusril Yusuf, bersama dengan group riset Nanomaterial UGM yang berafiliasi ke LPPT UGM, berhasil mengembangkan alat pemintal elektrik atau yang lebih dikenal sebagai electrospinning.

"Mesin electrospinning berfungsi membuat serat berukuran nanometer atau nanofiber untuk berbagai keperluan. Bahan-bahan untuk membuat nanofiber bisa diambil dari bahan alam yang sangat melimpah di Indonesia," jelas Kuwat, Senin 22 Desember 2014.

Dengan bantuan dana penelitian dari UGM dan DIKTI, tim peneliti UGM telah berhasil mengembangkan mesin electrospinning generasi ketiga dan keempat. Generasi ketiga beroperasi dengan tegangan hingga 45 kV dc, sehingga mampu membuat nanofiber koaksial yang berukuran nanometer. Sementera itu, mesin electrospinning generasi keempat beroperasi dengan tegangan hingga 100 kV dc, tidak lagi menggunakan syringe maka disebut needlefree electrospinning,.

Kuwat menjelaskan serat berukuran nanometer (nanofiber) mempunyai sifat jauh lebih unggul dibanding berukuran lebih besar karena mempunyai kerapatan luas permukaan yang sangat tinggi.

"Mesin ini mampu membuat lembaran nanofiber dalam skala industri. Itu sebabnya nanofiber menjadi primadona baru dalam pengembangan material fungsional," imbuhnya.

Hasil fabrikasi nanofiber berbentuk lembaran seperti kain namun jika dilihat dengan mikroskop electron tampak serat-seratnya berdiameter dalam orde puluhan hingga ratusan nanometer. Sebagai gambaran, kata Kuwat, ukuran satu nanometer sama dengan sepersatu miliar meter, atau kira-kira satu helai rambut dibagi 1000.

"Karena kecilnya maka kita tidak mampu melihat secara jelas sehelai nanofiber dengan mata telanjang maupun dengan mikroskop biasa, sehingga harus dilihat menggunakan mikroskop elektron," katanya.

Pengolah Limbah

Tidak sekedar memproduksi nanofiber, tim peneliti dari Grup Riset Nanomaterial UGM tengah mengembangkan nanofiber untuk pengolah limbah cair dalam rangka menyelamatkan lingkungan Indonesia. Kuwat mengundang siapa saja yang tertarik pada pengembangan nanofiber untuk bergabung dan memanfaatkan mesin electrospinning yang telah dikembangkan agar utilitasnya sangat tinggi dan lebih bermanfaat.

"Sudah ada 30 peneliti yang telah bergabung," terangnya.

Seperti diketahui, nanofiber saat ini sudah dimanfaatkan secara luas di berbagai bidang. Di bidang kesehatan, nanofiber dimanfaatkan sebagai bahan pembalut luka, filter untuk mesin cuci darah, bahan kosmetik.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Sebagai sumber produk energi terbarukan telah dibuat dalam bentuk baterai lithium, sel surya, dan fuel cell. Selain itu di bidang lingkungan, sudah dimanfaatkan sebagai sensor gas, fotokatalis, filter udara dan pengolah limbah. Bahkan dalam militer, sudah digunakan sebagai bahan untuk pakaian anti peluru. (ren)

Ilustrasi tagian listrik PLN membengkak.

Tarif Listrik April-Juni 2024 Diputuskan Tidak Naik

Kebijakan tidak menaikan tarif listrik pada April-Juni 2024 merupakan upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024