OJK: Hanya 21% Masyarakat Paham Literasi Keuangan

Berdasarkan survei nasional yang dilakukan OJK, tingkat pengetahuan keuangan masyarakat baru sekitar 21,84 persen atau baru seperlima penduduk Indonesia yang masuk kategori paham terkait pengelolaan keuangan. Sementara, tingkat inklusi keuangan sebesar 59,74 persen didominasi oleh penggunaan produk dan jasa keuangan sektor perbankan sebesar 57,28 persen, asuransi 11,81 persen, pembiayaan 6,33 persen, pegadaian 5,04 persen, dana pensiun 1,53 persen dan pasar modal 0,11 persen.

Muliaman berjanji, OJK akan terus berusaha mengedukasi masyarakat agar dapat menggunakan jasa perbankan. Misalnya, ke depan akan ada agen-agen yang mendatangi masyarakat yang tak bisa dijangkau oleh bank.

"Agen inilah yang akan dekat dengan masyarakat, agen ini akan dibina oleh bank. Dia yang bisa hidup di tengah-tengah masyarakat," ujarnya di Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2014.

Dengan strategi itu ia berharap terjadi penetrasi inklusi keuangan atau peningkatan akses keuangan meningkat menjadi 75 persen dalam waktu 4 hingga 5 tahun.

"Pengennya 100 persen tetapi memerlukan waktu sehingga target menengah itu 75 persen, target jangka panjang ya semua," ujarnya menambahkan.

Menurut Muliaman, minimnya masyarakat yang mengakses jasa keuangan karena kurangnya edukasi dan infrastruktur jasa keuangan.