Warga Korban Longsor Banjarnegara Tolak Direlokasi ke Karanggondang

jenazah ibu dan anak korban longsor banjarnegara ditemukan berpelukan
Sumber :
  • ANTARA/Idhad Zakaria
VIVAnews
Hasil Liga 1: Bali United dan Dewa United Petik Poin Sempurna
- Sejumlah warga yang terimbas longsor di Banjarnegara menolak direlokasi. Berbagai pertimbangan keberatan warga disampaikan kepada pemerintah atas tempat baru itu.

Masa Penahanan Harvey Moeis Diperpanjang, Kejagung Ungkap Alasannya

Khatijah, 33, warga Desa Sampang mengaku, telah bosan berada di pengungsian dan ingin mendapatkan rumah baru. Namun, ia menolak di lokasi yang disediakan pemerintah karena lokasinya jauh.
Bantu Israel Tahan Serangan Teheran, Menlu Iran Temui Menlu Yordania


"
Nggak
mau di Karanggondang. Inginnya di Gayam atau deket terminal. Kalau bisa di lahan bekas terminal lama karena lebih dekat," ujar dia kepada
VIVAnews
, Jumat, 19 Desember 2014.


Senada, Suginah, 35, mengaku ingin segera dipindahkan ke lokasi baru. Sebab tiap kali turun hujan, trauma longsor pekan lalu masih terngiang di pikirannya.


"Kalau di Karanggondang tidak mau. Maunya dekat sini. Kita bisa bertani di dusun. Selain jauh juga karena di sana ada gunung-gunung," ujar ibu dua anak itu.


Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Purbalingga, Hadi Supeno mengatakan, finalisasi lahan relokasi sampai detik ini belum ditentukan. Sebab masih banyak warga yang menolak lokasi baru seluas 5.300 meter persegi di Desa Karanggondang, Karangkobar, Banjarnegara.


"Tadi kita diskusikan, ada warga yang siap dan ada yang meminta waktu," kata Hadi dalam jumpa pers di Posko Induk Bencana, Jumat petang.


Adanya tarik ulur lahan relokasi oleh warga, kata dia, pemerintah akhirnya memberikan waktu untuk mereka mencari sendiri lahan relokasinya.


"Kalau mereka punya alternatif tak apa, tapi dengan catatan lebih dekat, aman, terjangkau serta cukup untuk seluruh warga yang direlokasi tadi," ujar dia.


Menanggapi kesimpangsiuran jumlah pasti korban selamat dan meninggal asal Desa Jemblung, Hadi mengaku masih akan melakukan identifikasi ulang. Menurutnya, data selalu berubah sampai saat ini.


"Kami cek dan ricek dulu, soalnya masalah seperti ada korban yang belum ditemukan tapi tercatat sudah. Ada yang belum mati tapi tercatat sudah mati," ujar dia menambahkan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya