2015, Pertarungan Sengit Produsen Motor di Tanah Air

Honda di Indonesia Motorcycle Show 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Penghujung tahun 2014 tinggal menghitung hari. Berbagai momentum pun telah banyak dilewati sejumlah pelakon bisnis, tak terkecuali para produsen sepeda motor dengan sejumlah produk-produk andalannya.

Namun, meski sedianya akan menutup buku, para produsen sepertinya akan menatap 2015 dengan sedikit mengerenyitkan dahi. Bagaimana tidak, penjualan sepeda motor dalam negeri diprediksi akan mengalami stagnasi di 2015.

5 Artis Cantik Warisi Darah Biru, dari Sumedang Larang hingga Mangkunegaran

Kondisi nestapa ini terjadi lantaran industri harus menghadapi dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, serta tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate.

Ketua Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata mengatakan, kedua hal tersebut memang sangat memengaruhi penjualan sepeda motor. Sebab, 85 persen penjualan motor di dalam negeri saat ini bergantung pada pembiayaan.

"Sebenarnya produsen mengharapkan setiap tahun ada kenaikan (harga). Tetapi, ada beberapa hal yang membuat (harga) tidak bisa naik. Misalnya kalau BBM naik pasti akan naik ke sektor konsumsi, berarti daya belinya juga turun, dengan sendirinya pasarnya (penjualan) akan turun," ujar Gunadi.

Ini Pemain Korea Selatan yang Perlu Diwaspadai Timnas Indonesia di Piala Asia U-23

Proses perakitan motor. Foto: Dok VIVAnews

Kendala selanjutnya yang harus dihadapi para produsen sepeda motor ialah masih banyaknya komponen yang belum diproduksi di dalam negeri dan harus impor. Sementara industri komponen dalam negeri yang ada tidak bisa jika hanya memproduksi dalam jumlah kecil, sehingga produsen pun harus selektif memilih komponen mana yang akan dibangun dalam negeri.
 
Namun menurut dia, penjualan sepeda motor diproyeksikan akan tetap bertahan di kisaran delapan juta unit pada 2015. Hal ini karena motor masih dianggap menjadi alat pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan paling murah dari sisi harga.

"Tahun ini kami menargetkan nilai penjualan sepeda motor sekira Rp96 triliun. Diharapkan, ini akan tumbuh 10 persen pada tahun depan," lanjut dia.

Model Baru Honda

Dokter Boyke Ungkap Gaya Bercinta Ini Nikmat Tapi 100 Kali Berisiko Tularkan HIV/AIDS
Pil pahit yang bakal dihadapi sejumlah produsen sepeda motor rupanya tak menggentarkan PT Astra Honda Motor (AHM) selaku distributor resmi motor Honda di Tanah Air, untuk terus menancapkan kuku bisnisnya dalam-dalam.

Booth Honda di IMoS 2014. Foto: VIVAnews/Rendra Saputra

Dengan kondisi ini, pabrikan motor berlambang sayap mengepak ini justru mengaku tertantang untuk terus berinovasi agar rupiah-rupiah mereka tak kian tergelincir.

"Tahun ini dan tahun depan memang menjadi momentum yang berat bagi kami, sekaligus menjadi tantangan. Kondisi perekonomian yang tidak stabil, serta beberapa faktor eksternal (suku bunga, depresiasi rupiah), membuat daya beli masyarakat kian menurun," tutur Deputy General Manager (GM) Sales Division PT AHM, Thomas Wijaya kepada VIVAnews, Jumat 19 Desember 2014.

Sebagai strategi, Honda pun menyiapkan beberapa jurus jitu agar minat konsumen terhadap sepeda motor tidak surut. Salah satunya dengan menyiapkan beberapa model baru di 2015.

"Kami siapkan 14 model baru di 2015. Empat di antaranya motor gede (moge). Sementara sisanya, mengikuti tren pasar, seperti matik, sport, dan bebek (underbone)," beber Thomas.

Booth Honda di IMoS 2014. Foto: VIVAnews/Muhammad Solihin.

Untuk mengatrol rencana, AHM mengaku terus menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan pembiayaan, mengingat konsumen Indonesia menggandrungi pembelian dengan cara mengangsur alias kredit.

Terkait komposisi model baru 2015, Honda masih akan intensif terhadap produk-produk di segmen matik. Sebab, matik merupakan pendulang pundi-pundi Honda sejak beberapa tahun belakangan. Berdasarkan data yang disampaikan Thomas, kontribusi matik terhadap penjualan mereka sebesar 67 persen, sementara underbone (bebek) sebesar 17 persen, dan motor sport sebesar 16 persen.

"Motor bebek memang semakin mengecil (market share), tetapi kita belum akan tinggalkan. Sebab, masih banyak masyarakat di luar Pulau Jawa yang menginginkan motor itu (bebek). Namun, bukan untuk harian, melainkan untuk berdagang, atau kendaraan niaga. Sementara pasar sport, kami prediksi akan semakin bertambah," ucap Thomas.

Ketika disinggung sejumlah moge yang bakal dihadirkan, Thomas mengisyaratkan jika motor-motor tersebut merupakan produk-produk yang telah dipamerkan di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMoS) 2014, beberapa waktu lalu. Adapun beberapa moge yang diperkenalkan di ajang IMOS 2014 antara lain Honda CBR650F, CB650F, CB500F, CB500X, dan NM4 Vultus.

"Dari hasil yang kami peroleh, ada beberapa motor (moge) yang mendapatkan respon cukup baik dari IMoS 2014. Sehingga kami wujudkan dengan meluncurkannya di 2015," ujarnya.

Yamaha Genjot Teknologi

Produsen sepeda motor Yamaha melalui Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sepertinya menempuh cara mainstream dan tak jauh berbeda dengan seteru abadinya, Honda, serta beberapa produsen motor lain.

Booth Yamaha di IMos 2014. Foto: VIVAnews/Muhammad Solihin

Untuk mensiasati kondisi pasar yang melemah, pabrikan berlogo garpu tala ini menyatakan akan meluncurkan banyak model baru di tahun Kambing Kayu, 2015. Hal ini disampaikan Asisstant General Manager (GM) Marketing PT Yamaha Indonesia, Mohammad Masykur.

"Tahun depan (2015), hampir setiap bulan ketemu dengan model perubahan sedikit (facelift), sampai dengan model (produk) terbaru," ucap Masykur kepada VIVAnews, Jumat 19 Desember 2014.

Dari sederet yang akan diluncurkan di antaranya ialah Yamaha Jupiter MX dengan kubikasi mesin lebih besar, yakni 150cc. Peluncuran sendiri sedianya akan dilakukan pada kuartal pertama 2014. Menurutnya, motor ini nantinya akan sepenuhnya diproduksi di dalam negeri.

Yamaha-Exciter-3-7761-14182064-8435-4416

Yamaha Exciter 150 alias Jupiter MX King. Foto: VNEkspress

Yamaha juga berkeyakinan akan mengusung teknologi terbaru pada motor-motor produk mereka di 2015. Beberapa di antaranya ialah pengadopsian standar emisi kendaraan bermotor Euro3. Pengadopsian ini akan dibekali pada motor-motor Yamaha yang belum dibekali sistem injeksi.

"Di 2015, kita akan ubah sistem bahan bakar menjadi Eruo3. Pelaksanaannya antara bulan Januari-Agustus, termasuk MX. Jadi anda bisa hitung berapa yang belum diinjeksi agar bisa Euro3," paparnya.

Selain itu, 2015 akan dimanfaatkan Yamaha untuk terus mempopulerkan teknologi terbaru mereka, yakni Blue Core. Teknologi ini diklaim akan menjadikan motor Yamaha lebih bertenaga, efisien, dan andal.

Selain itu, teknologi ini juga disebutkan memiliki tingkat kehematan bahan bakar mencapai 50 persen lebih irit dibandingkan mesin karburator. "Teknologi ini akan kami persiapkan pada setiap model Yamaha," ungkapnya.

Sementara itu, terkait kontribusi penjualan, segmen underbone (bebek) hingga kini masih menjadi salah satu juru kunci. Seiring tren matik yang kian meroket popularitasnya, penjualan underbone kian mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Terlebih dengan adanya imbas kenaikan BBM bersubsidi yang ditempuh Kabinet Kerja di bawah Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, beberapa waktu lalu.

Yamaha Force. Foto: VIVAnews/Herdi Muhardi

"Pasar motor bebek sudah mulai tergerus atau turun. Tetapi untuk MX 135cc setahu saya masih stabil. Namun yang pasti, imbas kenaikan BBM ini memakan model entry-level, salah satunya Yamaha Force. Sehingga produksinya berkurang," ucapnya.

"Tetapi, Yamaha masih jualan bebek tahun depan. Makanya Yamaha masih turunkan di ajang Indoprix Jupiter Z1, dan Asean Cup Race. Memang secara presentase turun, tetapi bebek tidak hanya sekadar pelengkap, yang pelengkap hanya model CBU."

Fokus Suzuki

Dampak kenaikan BBM bersubsidi, ditambah suku bunga tinggi, plus depresiasi rupiah yang terjadi belakangan rupanya sangat berdampak pada kocek penjualan Suzuki roda dua. Di tahun yang penuh tantangan ini, Suzuki mengakui jika target yang telah ditetapkan mereka pada tahun ini kandas.

"Kita dihadapkan dengan kondisi yang penuh tantangan tahun ini. Terlebih, satu atau dua bulan terakhir penjualan melambat. Kita memastikan jika target Suzuki tahun ini tidak tercapai," ucap Yohan Yahya, General Manager (GM) Marketing 2W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) kepada VIVAnews, Jumat 19 Desember 2014.

Meskipun demikian, pihaknya optimistis dengan keberuntungan yang bakal menghinggapi Suzuki di 2015.

Beberapa strategi yang telah siap dimanifestasikan antara lain mengambil keuntungan dari lakon debut produsen motor asal Jepang itu kembali ke arena balap, MotoGp di 2015.

Motor Suzuki di MotoGP 2015. Foto: VIVAnews/Rendra Saputra

Momentum itu akan dimanfaatkan Suzuki untuk menggelar sejumlah pameran, serta beberapa program jitu lainnya. Termasuk peluncuran model-model terbaru di tahun depan.

"Akan ada model baru dan varian penyegaran di 2015. Kami akan lakukan per-triwulan atau dua sampai tiga bulan sekali, baik itu perubahan striping, model, ataupun produk anyar kami," tutur dia.

Suzuki Address. Foto: Indianautosblog

Tahun 2015 juga akan masih disoroti Suzuki sebagai tahunnya matik. Sebab, penjualan di segmen ini terbilang seksi, meskipun hingga kini Suzuki belum berhasil meraup dompet tebal dari produk-produk matiknya. Kata dia, pasar matik di Suzuki berhasil menyumbangkan angka penjualan sekira 30 persen.

"Penjualan matik terbaru kita yang baru meluncur (Address), belum terlihat (hasilnya). Tetapi kami proyeksikan akan terjadi pada 2015 awal," lanjutnya.

Selain pasar matik, Suzuki juga menyatakan jika pihaknya akan fokus ke motor underbone (bebek) di 2015. Suzuki menganggap total penjualan underbone yang tercatat menorehkan angka kontribusi nasional 20 persen, cukup lumayan untuk dilirik.

Atas kondisi itu, di tengah-tengah sejumlah APM yang mulai "meninggalkan" segmen bebek, Suzuki akan berupaya melakukan beberapa strategi untuk menguasai segmen tersebut.

"Pasar bebek itu lumayan lho, ini menjadi salah satu peluang bagi kami untuk mencermati segmen itu," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya