Ekspor Industri Tidak Berdampak Terhadap Penguatan Rupiah

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan
Sumber :
VIVAnews
Masa Penahanan Harvey Moeis Diperpanjang, Kejagung Ungkap Alasannya
- Rencana pemerintah meningkatkan ekspor sektor industri untuk penguatan rupiah, dinilai tidak berdampak besar. Itu strategi normatif yang efeknya jangka panjang, bukan jangka pendek. Kedaulatan rupiah justru perlu ditegakkan.

Bantu Israel Tahan Serangan Teheran, Menlu Iran Temui Menlu Yordania

Demikian penegasan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan saat dihubungi Kamis 18 Desember 2014. Seperti diketahui, seiiring melemahnya rupiah hingga ke level Rp12.900 per USD, pemerintah telah menyusun rencana strategi dengan meningkatkan ekspor di sektor industri dan menekan laju impor. Menurut Heri, langkah ini tidak strategis. Justru pemerintah mestinya mengeluarkan strategi jangka pendek, yaitu penggunaan rupiah dalam setiap transaksi.
Cha Eun Woo Nyanyikan Lagu-Lagu Album Entity Saat Fan Concert di Jakarta


“Mestinya yang kita butuhkan sekarang adalah pemecahan jangka pendek, yaitu dengan menegakkan amanat UU No 7/2011 tentang Mata Uang. Pengusaha Indonesia harus menggunakan rupiah dalam melakukan transaksi. Setiap transaksi yang menggunakan dollar harus dikonversi ke rupiah. Dengan begitu nilai rupiah akan tetap terjaga, sekaligus punya kedaulatan,” tandas politisi muda Gerindra tersebut.


Dikemukakan Heri, melemahnya rupiah sebetulnya juga karena tingginya arus modal yang keluar dari Indonesia. Arus modal ini bisa secepat kilat keluar dari Tanah Air. Apalagi, sambung Heri, investasi asing saat ini mayoritas menggunakan portofolio. Ditambah lagi industri makanan kita masih menggunakan bahan baku impor hingga 60-65 persen. “Jadi, masalah substansinya adalah perlu menegakkan kedaulatan rupiah,” katanya.


Melemahnya rupiah, lanjut Heri, bukti bahwa sistem ekonomi Indonesia benar-benar liberal. Industri dan perdagangan adalah dua sektor yang sangat terbuka disusupi liberalisme. “Lalu, bagaimana dengan cita-cita Trisakti yang selalu diprogramkan pemerintah itu. Masa rupiah kita harus terus bergantung pad dollar. Itu artinya, ekonomi kita tidak mandiri,” imbuhnya. (www.dpr.go.id)




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya