Selamat Datang Era Internet Cepat

Ilustrasi LTE 4G GSM 3G
Sumber :
  • iStock

VIVAnews - Pergantian tahun masih beberapa pekan lagi, tapi semarak sudah menyambut. Bukan perayaan tahun baru, namun semarak pembukaan layanan internet kecepatan tinggi secara komersial disambut meriah oleh pengguna internet Indonesia.

Penantian itu seakan terobati dengan rilis layanan 4G LTE komersial yang diluncurkan oleh operator seluler Telkomsel, Senin 8 Desember 2014. Operator terbesar Indonesia itu merilis layanan komersial 4G LTE.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Teknologi LTE ini digadang-gadang mampu memberikan kecepatan internet lebih tinggi dari teknologi sebelumnya, 3G maupun 3,5G, serta bisa menjadi jawaban kebutuhan masyarakat atas mobile broadband yang terus meningkat.

Layanan ini akan memberikan pengalaman digital lifestyle yang terbaik, di mana saat ini semakin banyak pelanggan yang mengakses rich content melalui ponsel pintarnya.

Pelanggan bisa menikmati akses video streaming dan musik dengan kualitas yang lebih baik dan waktu tunggu yang lebih cepat, serta menikmati game online tanpa adanya delay dengan kualitas gambar HD (High Definition).

Selain itu, unduh dan unggah file juga dapat dilakukan lebih cepat, video conference dengan kualitas koneksi dan gambar yang lebih jernih, dan akses data di cloud (komputasi awan) dengan lebih cepat.

"Kini kami menghadirkan layanan mobile 4G LTE pertama di Indonesia secara komersial, yang benar-benar bisa dinikmati masyarakat," kata Direktur Utama Telkomsel, Alex J. Sinaga dalam keterangannya, Senin 8 Desember 2014.

Penantian layanan komersial LTE Telkomsel akhirnya terwujud setelah empat tahun terakhir mempersiapkannya. Operator pelat merah itu tercatat telah menjalani uji coba 4G LTE sejak 2010, secara bertahap sampai terakhir pada pelaksanaan KTT APEC 2013 di Bali.

Layanan Telkomsel 4G LTE digelar di frekuensi 900 MHz dengan lebar pita sebesar 5 MHz, yang memiliki kecepatan data akses mencapai 36 Mbps.

"Frekuensi 900 MHz memiliki daya pancar yang lebih besar, sehingga penetrasi sinyal Telkomsel 4G LTE akan dapat menjangkau sampai ke dalam gedung atau rumah untuk area perkotaan dan menjangkau area yang jauh untuk di luar perkotaan," ucap Alex Sinaga.

Namun, gegap gempita 4G Telkomsel ini masih belum berlaku secara nasional. Tahap awal, Telkomsel hanya menyediakan layanan ini untuk Jakarta dan Bali.

Meski hanya untuk dua area, Telkomsel tak ingin seadanya saja. Perusahaan ini sudah menyiapkan 200 BTS 4G untuk menjangkau 200-an lokas di dua area tersebut.

Di Jakarta, Telkomsel 4G LTE didukung oleh jaringan yang beroperasi secara outdoor yang meliputi beberapa area di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur antara lain Bandara Sukarno Hatta, Area Sudirman, Semanggi, SCBD, Tanah Abang, Pondok Indah, Kebayoran Baru dan Blok M.

Sementara itu, untuk jaringan yang beroperasi secara indoor tersebar di 43 titik prominent high data traffic area seperti mal, perkantoran, gedung pemerintahan, daerah residensial, GraPARI Telkomsel, termasuk di dalamnya Gandaria City, Pacific Place, Senayan City, Plaza Indonesia, Kota Kasablanka, dan lainnya.

Di Bali, jaringan outdoor Telkomsel 4G LTE mencakup sekitar 90 persen wilayah kota Denpasar yaitu di kawasan Bisnis Teuku Umar, Imam Bonjol dan Sanur serta 80 persen wilayah kabupaten Badung meliputi kawasan Kuta, Legian, Nusa Dua, Jimbaran, kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWk) hingga sebagian kawasan Uluwatu.

Untuk jaringan indoor terdapat di kawasan Bandara Ngurah Rai, Mal Bali Galeria, Discovery Mall, Beach Walk dan Mall Kutabex. Layanan Telkomsel 4G LTE juga dapat dinikmati di GraPARI Kutabex dan GraPARI Telkomsel di Jalan Diponegoro.

Derap langkah Telkomsel tak sendirian. Dua operator lain yang masuk tiga besar operator, Indosat dan XL juga sudah ancang-ancang menggelar layanan generasi penerus 3G itu.

Indosat sudah mengumumkan pra-komersial 4G LTE untuk internal pada 20 November lalu. Rilis itu berbarengan dengan peringatan hari ulang tahun 47 Indosat.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Kecepatan internet yang ditawarkan dalam trial ini diklaim mampu ngebut sampai 185 Mbps, tapi Alexander Rusli, Presiden Direktur Indosat, yang mengakui jika dalam kondisi puncak atau padat akses, kecepatan mencapai 50-60 Mbps.

Pada kesempatan tersebut, Alex Rusli membeberkan, ancang-ancang operator berwarna kuning itu sudah dilakukan dua tahun lalu. Saat itu, begitu sudah muncul perangkat yang ready LTE, kata Rusli, Indosat langsung mengatur software untuk menjemput datangnya 4G.

"Dan hari ini kami nyalakan LTE di 10 Mhz pada frekuensi 1.900 dan 5 Mhz di frekuensi 900. Kecepatan bisa mencapai 185 Mbps," kata Rusli lebih dari dua pekan silam.

Uji coba komersial ini baru berlaku di dalam ruangan bukan luar ruangan. Cakupan jaringan ini juga dibatasi. Hanya di sekitar gedung pusat Indosat, Jakarta dan terjauh di sekitar depan kantor yang berhadapan dengan Monumen Nasional. 

Indosat mengaku bisa memperluas layanan 4G LTE ke 23 kota di seluruh Indonesia, namun tentunya layanan itu setelah operator itu menggelar secara komersil layanannya. 

Sementara itu, XL Axiata, sudah menggelar uji coba 4G LTE sebulan sebelum Indosat. Pada 28 Oktober lalu, operator yang telah mengakuisisi Axis itu diumumkan di Kota Kasablanka, Kuningan, Jakarta.

XL saat itu menguji teknologi generasi keempat di lima titik yaitu Kota Kasablanka, Central Park, Euphoria Lounge Menara Prima, XL Xplor Senayan City, dan Graha XL. Dalam peluncuran trial itu, Presiden Direktur XL Axiata, Hasnul Suhaimi mengatakan kecepatan yang bisa mencapai 100 Mbps.

Penerapan layanan baru yang terbatas ini, dikatakan Hasnul, merupakan awalan. Dia berharap XL bisa memperluas layanan ini ke kota lainnya secara bertahap.

Dalam pemilihan lokasi ini, didasarkan pada beberapa pertimbangan yakni permintaan pelanggan, ketersediaan alokasi frekuensi, besaran nilai investasi, dan lainnya.

Wanti-wanti Sang Menteri

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Gerak para operator menggelar uji coba memang direstui dan dianjurkan pemerintah. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, sudah meminta operator untuk semaksimal mungkin menggelar uji coba.

Uji coba itu, kata dia, bisa menjadi bahan rekomendasi bagi pemerintah untuk mengeluarkan Uji Laik Operasi (ULO). Nah, operator yang bisa lulus ULO akan mendapatkan "tiket" untuk menggelar layanan komersial 4G LTE.

"Kami melihatnya makin banyak yang uji coba makin bagus, teknologi sambil nanti kami menyiapkan dana yang besar. Hasil dari uji coba teknik ini, akan kami gunakan sebagai rujukan pembuatan regulatory framework. Aturannya seperti apa, LTE nanti bagaimana," kata Rudiantara, Oktober lalu.

Meski gayung bersambut, sang menteri mewanti-wanti operator agar menyiapkan ekosistem LTE, yaitu dukungan handset, SIM card, dan layanan pelanggannya. Hal ini menurutnya penting. Sebab dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat yang tengah mengidamkan internet berkecepatan tinggi.

"Kami coba penuhi ekspektasi masyarakat dulu, kesiapannya handset kapan. Kenapa kami harus manage ekspektasi masyarakat. Saat beli, kok nggak sesuai," kata dia akhir November lalu.

Untungnya saat ini, ekosistem itu sudah menunjukkan dukungan penggelaran 4G LTE. Dari sisi, keterdiaan perangkat sudah ada handset ready 4G mulai dari kategori handset premium sampai low end.

Untuk lini handset premium, ada Samsung Galaxy Alpha, serta Samsung Galaxy Tab S ukuran 8 dan 10 inci, yang harganya kisaran Rp7,5 jutaan.

Lini LG G3, G2, Nexus 5, G Pad, G Flex, dan G Pro 2. Vendor asal Jepang, Sony juga tidak ketinggalan. Seri Xperia Z3 keluaran Sony hampir semua mendukung 4G LTE. Ada juga Xperia M2, Z2, Z1, dan T3.

Jika ingin yang lebih berkualitas, HTC One M8 juga bisa menjadi pilihan. Demikian juga dengan Huawei Ascend Mate 7 dan Ascend P7.

Nokia, dengan sistem operasi Microsoft-nya juga memiliki perangkat yang telah mendukung layanan 4G LTE. Beberapa di antaranya yang telah beredar di Indonesia adalah Lumia 820, 920, 930, dan 1520.

Operator memang mengharapkan muncul handset yang murah, agar mampu mendorong orang untuk memakai handset 4G LTE. Untungnya vendor global dan lokal sudah siap menyukseskan dengan rilis perangkat yang terjangkau, di bawah jutaan.

Vendor asal Taiwan, Acer sudah menyatakan bakal merilis ponsel pintar 4G pada Januari 2015 dengan banderol Rp1 jutaan. Acer menyiapkan andalan Liquid X1 yang telah dibekali dengan prosesor octa core dan mendukung jaringan 4G LTE pada pita frekuensi 900 Mhz, 1.800 Mhz, dan 2.100 Mhz.

Vendor lain, Evercoss juga sudah mengatakan bakal rilis ponsel 4G LTE terjangkau harga Rp1 jutaan pada Januari depan. Bahkan, produk itu sudah diproduksi langsung di pabrik Evercoss di Semarang, Jawa Tengah.

Satu lagi vendor lokal yang  telah menyatakan komitmennya adalah Polytron.

Santo Kadarusman, Manajer Even Pemasaran dan Humas Polytron kepada VIVAnews mengakui perusahaanya per Oktober 2014 sudah mengeluarkan 7 tipe ponsel pintar ready 4G LTE dengan harga murah mulai Rp1,2-3 jutaan.

"Kami bakal nambah lagi. Polytron menyeriusi pasar smartphone di 2015. Terus ada satu tablet 4G lagi. Cuma nanti pada Febuari nanti nambah lagi. Kami targetkan sebulan, bisa keluar satu tipe-tipe 4G terbaru," jelasnya.

Santo mengatakan, kesiapan perusahaan untuk meproduksi handset di pabrik Kudus, Jawa Tengah, dalam rangka mendukung program pemerintah untuk akses internet cepat.

Sementara itu, dari sisi ekosistem kartu SIM, telkomsel sudah menyiapkan 50 ribu kartu SIM untuk proses pelanggan yang ingin beralih ke layanan 4G LTE.
Jumlah itu untuk tahap awal. Operator ini menargetkan akan ada 20 provinsi lagi yang akan menyicipi layanan ini hingga 2019 nanti.

XL dalam uji coba frekuensi 1800 Mhz telah mengaktifkan 1000 kartu SIM 4G.

Menuju Puncak

Menutup akhir tahun ini, Kominfo memang akan membuka secara komersial untuk frekuensi 900 Mhz. Dalam hal ini, Rudiantara memilih langkah yang bertahap. Setelah sukses membuka di 900 Mhz, Kominfo bakal melangkah pembukaan layanan 4G LTE di 1800 Mhz dan 2,1 Ghz.

Idealnya memang LTE digelar pada frekeunsi 1800 Mhz, namun sejauh ini penataan frekuensi tersebut belum rampung, ada beberapa blok operator yang belum berdampingan. Untuk itu Kominfo akan memprioritaskan penataan 1.800 Mhz terlebih dahulu.

Rencananya, di 1800 Mhz akan diberlakukan teknologi netral. Skema ini memungkinkan satu spektrum frekuensi bisa digunakan untuk beberapa teknologi, misalnya teknologi 4G dan teknologi 2G.

Rudi memperkirakan pertengahan tahun depan, handset ready 4G sudah mulai ramai, operator juga sudah mulai bangun infrastruktur.

"Untuk 4G ini diperkirakan mengalami puncaknya pada pertengahan 2015," jelas dia.

Selain pendukung handset 4G, untuk menikmati akses internet cepat ini, pelanggan diharuskan memakai kartu SIM 4G LTE. pelanggan yang telah memiliki handset 4G bisa mendatangi gerai masing-masng operator untuk mendapatkan aktivasi kartu baru. Untuk nomor ponsel tidak akan berubah, hanya mengganti kartu SIM saja.

Hanya Dump Pipe

Penawaran internet kecepatan tinggi yang ditawarkan tiga operator itu ditanggapi pesimis oleh pengamat telekomunikasi, Lukman Aribowo.

Menurut dia, operator ingin euforia mengikuti roadmap teknologi saja. Namun sayangnya, mereka belum bisa mengoptimalisasi layanan dengan tepat, baik dari sisi tarif maupun bisnis mendapatkan pendapatan. Ia juga menyangsikan soal kecepatan kencang yang ditawarkan. Lukman pesimistis.

"Padahal, meski teorinya LTE bisa menghadirkan akses internet sampai ratusan Mbps, itu hanya di atas kertas. Kalau di Indonesia, bisa dapat 1-2 Mbps, pengguna juga sudah senang," papar Lukman kepada VIVAnews, Senin 8 Desember 2014.

Yang menjadi tantangan para operator dalam menggelar layanan ini adalah penerapan tarif yang akan berlaku bagi para pengguna. Selain itu, jika tidak dikelola dengan benar, operator lagi-lagi hanya akan menjadi dumb pipe (pipa untuk trafik lewat tanpa menghasilkan apa-apa).

"Secara industri keseluruhan, tak banyak manfaatnya. Bisa saja yang dibuka itu-itu saja, tetap jadi dumb pipe. Trafik banyak ke video, streaming dan multimedia lain tapi operator enggak banyak yang berpartisipasi di situ," papar Lukman.

Apalagi, kata dia, belum ada informasi ke publik mengenai besaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi yang diberlakukan Kominfo. Hal inilah yang dianggapnya sangat krusial dalam menentukan tarif layanan untuk masyarakat.

"Jika layanan 4G memiliki skema tarif yang menarik dan kecepatan aksesnya stabil, kencang terus, ya bisa menjanjikan," kata dia.

Terkait tarif, memang operator masih belum jelas. Dari XL, Hasnul sejauh ini hanya menjanjikan tak akan menaikkan tarif kepada pengguna untuk merasakan 4G.

"(Kenaikan) tarif? Enggaklah, yang membedakan itu experience pelanggan karena speed-nya bagus," ungkap dia saat peluncuran trial 4G LTE.

Sementara itu, Alex Rusli mengakui Indosat mungkin akan menjalankan skema tarif awal 4G LTE akan berbasis per kbps. Namun, ke depan skema biaya tak akan menggunakan skenario tersebut.

Apapun, pemerintah sudah menggelar 4G LTE. Tugas operator dan pemerintah untuk mengembangkan era akses cepat. Selamat datang era internet cepat!. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya