Djan Faridz Menguat Gantikan SDA, Muktamar PPP Ricuh

Ical Hadiri Muktamar PPP
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna

VIVAnews - Sidang paripurna Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan yang digelar di Hotel Grand Sahid Jakarta Selatan menjelang penutupan Jumat malam, 31 Oktober 2014, berlangsung ricuh.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Saat ketua sidang paripurna Fernita Darwis membacakan nama Djan Faridz sebagai ketua umum menggantikan Suryadharma Ali, tiba-tiba ratusan kader yang mengikuti acara itu langsung protes.

Pantauan VIVAnews dari lokasi melihat sembilan juru bicara yang mewakili 29 DPW telah sepakat mendukung Djan sebagai ketua umum.

Para kader mengaku keberatan nama Djan, karena dalam agenda malam ini hanya sampai ke laporan sidang komisi. Artinya, hanya sampai kepada keputusan apakah menerima laporan pertanggung jawaban Suryadharma Ali sebagai ketua umum periode 2011-2015 atau tidak.

"Ketua, sidang sebaiknya mengikuti jadwal yang ada," teriak para kader.

Mereka ramai-ramai ikut maju ke depan meja ketua sidang. Sidang pun akhirnya diskors 30 menit.

Jika mengikuti agenda resmi, pemilihan Ketua Umum baru dilakukan pada Sabtu, 1 November 2014.

Fernita sebelumnya membacakan enam poin keputusan sidang malam ini. "Memutuskan satu menerima laporan pertanggung jawaban DPP Pusat 2011-2015. Kedua, mengamanatkan PPP untuk tetap lstiqomah bersama Koalisi Merah Putih (KMP)," ujar Fenti.

Ketiga, lanjut Fernita, menolak SK yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM tanggal 29 Oktober mengenai perubahan susunan dewan kepengurusan pusat. Keempat, menolak hasil muktamar yang digelar di Surabaya pada 15-16 Oktober lalu.

Kelima, memberikan tindakan hukum dan administrasi terhadap tiga kader PPP: Suarsono Monoarfa, Romahurmuziy dan Emron Pangkapi. Keenam, mengajukam Djan Faridz sebagai Ketua Umum menggantikan Suryadharma Ali.

VIVA Militer: Bendera Israel

Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

Kementerian Luar Negeri Australia memperingatkan bahwa situasi keamanan dapat memburuk dengan cepat, tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024