Sumber :
- REUTERS/Beawiharta
VIVAnews
- Analis Asia Finansial Network, Agus Susanto Benzaenuri, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah, setelah sentimen negatif perlambatan ekonomi Tiongkok dan aksi
profit taking
usai penetapan presiden Joko Widodo.
"IHSG melemah 11,19 poin atau 0,22 persen pada level 5.029,34 poin," kata dia kepada
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
"IHSG melemah 11,19 poin atau 0,22 persen pada level 5.029,34 poin," kata dia kepada
VIVAnews
, Selasa 21 Oktober 2014.
Selain itu, Agus menuturkan, investor asing yang hari ini kembali melakukan penjualan bersih hingga Rp82 miliar juga menekan pergerakan IHSG.
"Secara sektoral, pelemahan IHSG ditekan oleh melemahnya pada sektor aneka industri sebesar 1,51 persen dan pada sektor perkebunan sebesar 0,79 persen. Dalam transaksi hari ini tercatat sebanyak 4,80 miliar saham ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp4,78 triliun, dengan setiap lima saham yang terkoreksi terdapat empat saham yang menguat," tuturnya.
Agus menjelaskan, saham-saham yang membuat IHSG tertekan berdasarkan rata-rata tertimbang diantaranya saham Astra International (ASII) terkoreksi 1,51 persen ditutup pada harga Rp5.500, saham Gudang Garam (GGRM) terkoreksi 3,03 persen ditutup pada level Rp7.475.
Kemudian, Bank BRI (BBRI) terkoreksi 1,16 persen ditutup pada level Rp10.575, Bank Mandiri (BMRI) yang turun 0,98 persen pada level Rp10.025.
Lalu, saham Elang Mahkota Teknologi (EMTK) yang melemah 5,75 persen pada level Rp6.550, dan saham Semen Indonesia (SMGR) yang melemah 1,87 persen pada harga Rp15.700.
LQ45 terkoreksi 0,08 persen pada 854,32 poin. Bursa Nikkei ditutup turun 2,03 persen pada level 14.804,28. Hang Seng naik 0,08 persen pada level 23.088,58, dan Straits Times menguat 0,41 persen pada level 3.194,36.
Sementara, bursa-bursa di Eropa dibuka naik. Indeks FTSE positif 0,58 persen, indeks DAX menguat 0,93 persen dan indeks CAC naik 1,09 persen.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
VIVAnews
