- VIVAnews/Sandy Adam Mahaputra
VIVAnews - Pasar motor sport di 2014 kian semarak. Duo Honda dan Yamaha saling 'sikut' untuk menjadi yang terlaris di segmen motor sport full fairing dengan mesin 150 cc dan 250 cc.
Meski hadir motor sport terbaru, pasar sepeda motor bekas tak kehilangan tajinya. Bagi konsumen yang berkantong pas-pasan, motor bekas menjadi solusi, dan yang pasti masih bisa bergaya dengan tampilan sporty.
Menurut Erwin Junia, Owner diler motor bekas Rabel, di Jalan Palmerah Barat No 86 Rawa Belong, Jakarta Barat, banyak motor sport bekas yang kini sudah memiliki harga terjangkau.
"Bajaj Pulsar 220 Tahun 2011 sekarang cuma Rp9,5 jutaan. Semakin ke sini tahunnya (muda), naik Rp1 juta," kata Erwin kepada VIVAnews, Selasa 21 Oktober 2014.
Selain Pulsar, lanjut Erwin, motor sport yang paling banyak dicari yaitu jenis Honda Tiger. Tipe Tiger rakitan 2002 saat ini dijual mulai Rp8,5 jutaan.
"Tapi konsumen yang banyak nyari itu yang lama. Karena orang yang memesan motor Tiger biasanya berasal dari komunitas yang suka modifikasi. Kalau Tiger keluaran baru, justru lebih jarang yang mencari," ungkap Erwin.
Erwin menyatakan, dari konsumennya yang mencari Tiger bekas dengan harga murah, mereka bisa memodifikasi sesuai keinginan dengan mengucurkan dana bisa sampai Rp10 juta.
"Kalau bukan untuk modif, biasanya orang di luar Jakarta yang cari motor Tiger, tapi barangnya sendiri jarang dan termasuk langka," ujar Erwin.
Selain Tiger, motor ber-genre 'Laki' yang paling dicari lainnya yaitu Yamaha RX-King. Bahkan, Erwin menyampaikan kendaraan roda dua yang juga disebut 'motor rampok' ini meski sudah berumur harganya masih mahal.
"RX-King 2002-2003 Rp11-12 jutaan, bahkan, untuk rakitan Tahun 1992 masih banyak yang mau jual dengan harga Rp8 jutaan. Motor ini memang langka dan mahal," tutup Erwin. (adi)
Baca juga:
Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto buka suara soal langkah PDI Perjuangan (PDIP) yang melanjutkan gugatannya terhadap KPU RI ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
