Pemenang Kategori Produk Pertanian Berdaya Saing Prospektif 2014

Pemenang Anugerah Kemilau Daya Saing Produk Pertanian 2014
Sumber :

VIVANews - Dengan dibukanya pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015, membuat setiap negara harus mempersiapkan diri dengan terus berinovasi dan berkreasi untuk menghasilkan produk yang berdaya saing baik di pasar domestik, ASEAN maupun internasional.

Untuk meningkatkan daya saing produk pertanian menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014 sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan pemerintah dalam memotivasi dan menggalang partisipasi masyarakat (pelaku usaha) untuk menciptakan produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing.

Sebanyak 137 produk pertanian yang mendaftar pada Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014 terseleksi menjadi 16 Produk Pertanian Berdaya Saing.

Kabar Duka, Ibunda Angger Dimas Meninggal Dunia

Ke-16 produk tersebut terbagi dalam beberapa kategori di antaranya, untuk kategori Produk Pertanian Berdaya Saing Prospektif ada 4 pemenang, Produk Pertanian Berdaya Saing Unggul 4 pemenang, Inovasi Produk Pertanian Berdaya Saing Prospektif 1 pemenang, Inovasi Manajemen Bisnis Prospektif 1 pemenang, Inovasi Produk Pertanian Berdaya Saing Unggul 1 pemenang, Inovasi Manajemen Bisnis Unggul 1 pemenang, Produk Segar Berdaya Saing 1 pemenang, dan Produk Ekspor berbasis kemitraan 1 pemenang serta 2 Grand Award.

Pemenang untuk Kategori Produk Pertanian Berdaya Saing Prospektif :

1.  Liwet Instant Pandanwangi. ED Coorp
Ide memproduksi nasi liwet pandawangi ini berawal melihat potensi produksi beras yang melimpah serta kebiasaan ngeliwet di Cianjur. Dan pada bulan Agustus 2013, akhirnya dimulailah ide untuk mengemas nasi liwet ke dalam bentuk yang lebih praktis, tahan lama dan bisa dibawa ke mana-mana.

Pengemudi Fortuner Arogan yang Ngaku Adik Jenderal Buang Pelat TNI Palsu di Bandung

Tiap kemasan atau box nasi liwet ini berisi beras, minyak goreng, bumbu rempah-rempah, serta lauk sesuai dengan varian rasa. Varian rasanya sendiri terdiri atas 5 macam yaitu original, teri, cumi, jengkol, dan ikan jambal dengan harga Rp20 ribu per box. Modal awal untuk membangun usaha ini sekitar Rp500 ribu.

Namun dari usahanya tersebut dia sudah dapat meraup omzet sebesar Rp20-30 juta per bulan. Dalam sehari dia mampu memproduksi 500 box nasi liwet dengan jumlah karyawan saat ini sebanyak 5 orang. Untuk bahan baku, setiap hari Riza membutuhkan paling tidak 200 kilogram (kg) beras, 15 kg bawang merah, 20 kg sereh, 15 kg bawang putih, serta 10 liter minyak goreng.
Pemenang Anugerah Kemilau Daya Saing Produk Pertanian 2014

Ada Apa dengan Lolly? Ungkapan Capek dan Keinginan Hidup Tenang Jadi Sorotan

2. Jahe Wangi Instan UD Barokah
Karena sering mendengar keluhan masyarakat betapa mahal obat dan biaya dokter, muncul keinginan memanfaatkan tanaman tradisional atau empon-empon sebagai minuman kesehatan. Itulah awal mula Ny Lilies Syarifah (31) merintis usaha mengembangkan tanaman tradisional untuk minuman kesehatan. Dibantu sang suami, dia memasarkan minuman kesehatan. Berbekal resep Ny Suharti, ibu kandungnya, sejak akhir 1997 dia memproduksi jahe wangi dalam kotak plastik sederhana.

''Modal saya waktu itu cuma tekad, niat, semangat, dan uang Rp50.000. Industri rumah tangga itu berlabel “Ibu Lies” di bawah naungan UD Barokah, bertempat di Jalan Urip Sumoharjo 41, Desa Susukan Mojo, Kecamatan Ungaran.

Saat ini omzetnya mencapai Rp500 juta dalam setahun. Produk minuman kesehatan itu dipasarkan ke Semarang, Ungaran, Salatiga, Kudus, Pati, Surakarta, dan Surabaya. Selain itu, juga di Kalimantan dan Sumatera Utara (Medan). 

3. Chocolate Bar, ABBA Cokelat
Cokelat merupakan produk olahan dari tanaman kakao yang mengandung feniletilamin dan serotonin yang bisa memperbaiki suasana hati, sehingga muncul gelora cinta dan perasaan romantis. Berbeda dengan daerah-daerah penghasil cokelat lainnya di Indonesia, ABBA Cokelat yang telah menggeluti usaha cokelat sejak tahun 2008, memilih untuk lebih memfokuskan ke pengolahan cokelat di sisi hilir, yaitu dengan memproduksi aneka kreasi makanan dan minuman berbahan dasar cokelat.

Strategi ini terbukti mampu membuat ABBA Cokelat cepat dikenal sebagai pemain cokelat yang bukan cuma produktif tapi juga kreatif. Produk-produk kreasi ABBA Cokelat juga telah menarik perhatian pemerintah setempat (dalam hal ini Dinas Koperasi/KUKM, Dinas Perdagangan, dan Dinas Perkebunan Kalsel) terbukti dengan seringnya dibiayai dan diikutkan dalam kegiatan-kegiatan pameran baik skala regional maupun nasional.

4. Kapsul Jangkrik (Srigrilus)
Pada awal tahun 2000-an, Dosen Universitas Sudirman Purwokerto melakukan penelitian, ditemukan dalam tubuh jangkrik kalung terkandung bebagai senyawa essensial seperti asam amino, asam lemak tak jenuh rantai panjang (omega 3 dan omega 6) serta hormon testosteron pada jangkrik jantan dan jangkrik betina mengandung estrogren dan progresteron berpotensi untuk menjaga, memperbaiki dan mempertahankan kesehatan, stamina, kebugaran tubuh untuk vitalitas pria dan wanita diatas 40 tahun.

Sri Grilus merupakan perusahaan yang pertama kali memproduksi kapsul jangkrik di Indonesia. Produk yang berguna untuk vitalitas dan kebugaran ini memiliki kadar protein 80 persen dalam bentuk ekstrak. Zat ini memiliki kandungan Omega 3, Omega 6, Omega 3, Omega 6 dan Omega 9, horman testosteron progresteron dan estrogen, asam amino, asam lemak essential dan hormon steroid yang mana kadar kandungan ini tidak dimiliki lengkap oleh serangga lainnya.

Selain itu, Fatwa MUI pun sudah menyatakan bahwa mengonsumsi jangkrik adalah halal, sehingga produk Kapsul Srigrilus yang memiliki banyak manfaat dapat dikonsumsi dengan aman oleh konsumen. Sri Grilus memiliki 2 unggulan Produk, yaitu Grilus A (stamina laki laki) dan Grilus B (meningkatkan stamina wanita).

5. Telor Asin Rasa Udang “Herbal”
Ambar Turatminah memulai usaha di kediamannya yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara (Jakut), berawal dari 50 butir telur bebek. “Sudah ngider ke mana-mana, tapi tidak laku juga. Modalnya Rp50 ribu, yang kembali cuma Rp10 ribu,” kisahnya. Tahun 2004 dan dengan modal Rp1 juta, ia beralih ke penjualan telur asin. Tapi, bukan sekadar telur asin melainkan telur asin rasa udang.

“Dari seorang teman yang mengikuti pelatihan di Jepang, saya memperoleh informasi bahwa kepala udang mengandung banyak manfaat bagi tubuh manusia. Padahal, di Indonesia, tepatnya di Muara Angke, Jakut, kepala-kepala udang itu diabaikan dan hanya menjadi limbah,” tuturnya.

Lalu, ia mengambil limbah kepala udang tersebut. Untuk dijadikan makanan bebek-bebek peliharaannya. Hasilnya, bila semula bagian tengah dari telur bebek itu berwarna kuning, selanjutnya berubah menjadi kuning kemerahan. Rasanya pun lebih enak dan gurih, serta tidak terlalu asin. Kemudian, sarjana D-2 jurusan matematika Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) Purworejo, ini “memeriksakan” telur tersebut ke laboratorium kesehatan masyarakat Institut Pertanian Bogor.

Hasilnya, ternyata, telur tersebut mengandung protein, kalsium, dan betakarotine lebih tinggi daripada telur asin biasa. Selain itu, juga mengandung omega-3, fosfor, zat besi, dan vitamin. “Imbasnya, dalam pemasarannya, terjadi booming,” katanya.

Namun, ia belum puas dan ingin lebih maju lagi. Ia ingin “menciptakan” suatu produk yang lain daripada produk sejenis yang sudah ada. Kebetulan, ia memiliki kebun herbal. Dan, terbersit dalam pikirannya untuk membuat telur asin rasa udang herbal. Tahun 2006, ide itu diwujudkannya. Telur asin rasa udang herbalnya dibandrol dengan harga Rp3.500 per butir. (Webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya