Hadapi Kekeringan, Warga di Semarang Bikin “Sumur Gravitasi”

Warga yang mengantri mengambil air bersih
Sumber :
  • Dyah Ayu Pitaloka
VIVAnews
Jokowi Bakal Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk dalam RAPBN 2025
- Kemarau panjang setiap tahun selalu menyebabkan kekeringan di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Warga kemudian membuat sebuah sumur yang mampu menyemburkan air dari dalam tanah tanpa bantuan pompa air.

Jadwal Lengkap Sprint Race dan Balapan MotoGP Spanyol 2024, Akhir Pekan Ini

Diberi nama “Sumur Gravitasi,”  aliran air itu kini menghidupi lebih dari 115 kepala keluarga dan menjadi satu-satunya sumber mata air di kala kemarau. Maklum, desa itu adalah desa tadah hujan di Kabupaten Semarang.
Merayakan Hari Film Nasional 2024, Arif Brata Ajak Penonton ke Bioskop Menyaksikan Keluar Main 1994


Sumur yang dibangun tahun 2011 itu berada di tengah-tengah sawah yang kering dan tandus ketika musim kemarau. Ada dua sumur di sana, semua menyemburkan air dengan melimpah.


Sumur sedalam tiga meter itu dibuat warga di sebuah sumber mata air tanah yang sebelumnya tidak pernah diketahui warga, karena tanah di sekelilingnya kering.


Sumber mata air ditemukan warga dengan bantuan seorang yang dikenal ahli mencari sumber mata air, yaitu Kiai Ahmad Rosyid. Keberadaan Sumur Gravitasi di tengah lahan tandus ini memang tak lazim, apalagi hanya sedalam tiga meter. Berbeda dengan sumur pada umumnya di Desa Klumpit, yang sedalam sepuluh hingga lima belas meter.

 

Untuk mengalirkan air ke permukiman yang berjarak lebih satu kilometer, warga menggunakan pipa paralon tanpa pompa air. Sebelum dibagikan kepada warga, air terlebih dahulu ditampung dalam sebuah bak penampungan di tengah-tengah Desa Klumpit.


Rahasia Sumur Gravitasi itu, selain berada di sumber mata air yang mampu menyemburkan air tanpa pompa, juga karena teknis rancangan pipa-pipa udara ciptaan Kiai Ahmad Rosyid. Pipa-pipa udara di penampungan air itu berfungsi sebagai pompa agar air dapat mengalir ke rumah-rumah warga.


Manfaat Sumur Gravitasi itu sangat dirasakan warga, terutama 115 kepala keluarga Dusun Klumpit. Sebab, setiap tahun saat kemarau panjang sebelum ada sumur itu, mereka harus mencari air dengan menempuh jarak beberapa kilometer.


Sumur Gravitasi yang dibangun dengan biaya dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan itu menjadi satu-satunya sumber air bagi warga desa. Di saat kemarau panjang seperti sekarang, sumur seperti itu dapat menjadi contoh solusi kekeringan. (ren)


ANTV/Aditya Bayu
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya