Enam Alasan Pemilukada Langsung Harus Dihentikan

Jelang Rapimnas PPP
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Prediksi Liga Europa: Atalanta vs Liverpool
- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Priyo Budi Santoso, meminta masyarakat tidak antipati dengan usulan agar pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) digelar secara tidak langsung.

PDIP Terbuka untuk Siapa Saja yang Mau Maju Pilkada Jakarta 2024

"Ini tujuannya untuk lebih mengefisienkan dan memudahkan prosesnya," ujar Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 5 September 2014.
Valentino Rossi Gagal, Maverick Vinales Sukses


Menurut politikus Partai Golkar itu, pemilukada langsung dan pemilukada tidak langsung mempunyai kelebihan dan kekurangan.


"Kalau Pilkada langsung, energi bangsa terkuras besar sekali, gesekan sosial semakin nyata, dan biayanya mahal. Padahal, konsep awal supaya lebih murah dan efisien," katanya.


Sedangkan jika pemilukada dilakukan melalui DPRD, menurut Priyo, masyarakat menilai bahwa ini adalah kemunduran proses berdemokrasi.


Moratorium


Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Romahurmuziy, mengatakan bahwa sejak tahun 2012 PPP sudah mengusulkan agar ada moratorium pemilukada langsung.


Ia membeberkan enam kelemahan penyelenggaraan pemilukada langsung. Pertama, berkaitan dengan biaya politik yang tinggi. Akhirnya, hanya calon yang bermodal besar yang akan terpilih.


Kedua, selama sembilan tahun pelaksanaan pemilukada langsung, sebanyak 292 kepala daerah bermasalah hukum. "Sedangkan sebelumnya, 60 tahun pilkada tak langsung, tidak banyak persoalan hukum berarti," ujarnya.


Kekurangan ketiga, katanya, adalah pemilukada langsung rawan munculkan nepotisme keluarga. Keempat, pemilukada langsung rawan praktik politik uang.


"Akibatnya, bukan
marriage system
yang mendorong munculnya calon berkualitas. Ada uang, abang disayang. Tak ada uang, abang melayang," ujar Romi, panggilan akrabnya.


Alasan kelima, pemilukada langsung rawan politik balas budi. Akibatnya, hanya desa-desa dengan kemenangan kepala daerah terpilih saja yang umumnya mendapat perhatian program pembangunan lebih.


"Padahal, kepala daerah terpilih harus bekerja untuk seluruh rakyat," ungkap dia.


Keenam, pemilukada langsung rawan konflik horizontal, sebagaimana selama ini berlangsung. "Karenanya, usulan pilkada tak langsung bukan hal baru, apalagi bukan karena koalisi Merah Putih. Pilkada tak langsung bukanlah kemunduran demokrasi, melainkan pengejawantahan murni sila keempat Pancasila," ucapnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya