Produksi Tembakau Jatim Turun

Petani tembakau merugi
Sumber :
  • Surabaya Post

VIVAnews - Tidak menentunya cuaca menyebabkan banyak tanaman tembakau di wilayah Jawa Timur mengalami gagal panen. Akibatnya, produksi tembakau tahun ini diprediksi akan turun 25 persen.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso, Hafid Aziz yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Gabungan Petani Perkebunan Indonesia Jawa Timur mengatakan, bagi petani tahun ini memang menyulitkan. Banyak petani yang mengurangi lahan tanam tembakau mereka, karena banyak yang rusak dan gagal panen.

"Kemarin hujan tidak menentu. Banyak tanaman tembakau yang tidak bisa bertahan. Selain itu, budidaya petani tembakau juga masih banyak yang tradisional sehingga hasil tidak memuaskan. Petani banyak yang memutuskan mengurangi lahan tanam. Termasuk saya, tahun ini hanya tanam 1,5 hektare, tahun lalu seluas 6 hektare untuk meminimalisir kerugian," ujar Hafiz di Surabaya, Rabu 3 Agustus 2014.

Tanam tembakau, ujarnya, harus mengikuti "pranoto mongso". Jika cuaca tidak memungkinkan untuk menanan tembakau, petani harus beralih menanam komoditas lain.

"Harus ada pengendalian ekstra di musim tanam. Kalau saat panen, musim sangat baik. Tetapi saat tanam kemarin cuaca tidak menentu," katanya.

Akibatnya, produksi tembakau di wilayah Jatim tahun ini diperkirakan jauh lebih kecil dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu mencapai 180.000 ton per tahun, di tahun ini diprediksi turun 20 sampai 25 persen.

Terkait itu, petani berharap, perusahaan rokok peduli dan memberikan harga yang baik. Karena harga saat ini masih belum mencapai harga ideal. Idealnya, untuk tembakau rajang Madura misalnya, harga Rp55.000 per kilogram. Sementara saat ini, harga tertinggi hanya di kisaran Rp40.000.

Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga

Untuk tembakau rajang Paiton, harga ideal harusnya di kisaran Rp40.000 sedangkan saat ini paling tinggi hanya Rp 30.000.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jatim Syamsul Arifin mengatakan, sebenarnya berkurangnya produksi tembakau tahun ini tidak sepenuhnya karena kondisi cuaca. Namun kondisi tersebut lebih disebabkan karena berkurangnya permintaan tembakau oleh perusahaan rokok. Sebab produksi tembakau harus disesuaikan dengan permintaan mereka.

Jika tahun lalu permintaan sebesar 100.000 ton per tahun, tahun ini permintaan hanya 80.000 ton. Sehingga banyak petani yang mengurangi lahan tanam. "Soal harga, saya pikir itu sudah bagus karena harga sudah di kisaran Rp40.000 per kilogram," katanya.

Pertemuan Presiden Jokowi CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson. (foto ilustrasi)

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension

Indonesian President Joko Widodo (Jokowi) received a visit from officials of mining company Freeport McMoran at the Merdeka Palace, Jakarta, on Thursday.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024