Presiden Terpilih Kembali Jadi Gubernur

Pertemuan Jokowi dan SBY.
Sumber :
  • Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki

VIVAnews - Joko Widodo, presiden terpilih periode 2014-2019 kembali menjalankan tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta. Hari ini, Rabu 23 Juli 2014, Jokowi --sapaan Joko Widodo-- mendatangi Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat setelah kurang lebih tiga bulan ia tinggalkan.

Jokowi harus mengabdikan tugasnya hingga resmi dilantik menjadi presiden pada Oktober 2014, untuk menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden ketujuh RI.

100 People Still Missing in Moscow Concert Hall Attack

Hari pertama kembali bekerja untuk warga Jakarta, Jokowi harus mengikuti sejumlah agenda yang ada, salah satunya rapat paripurna bersama dengan anggota DPRD DKI Jakarta.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah, mengatakan, agenda rapat paripurna kali ini untuk membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda). "Agendanya rapat paripurna. Untuk hari ini baru itu saja agenda khususnya. Belum ada lagi," kata dia.

Kata Saefullah, saat ini, Jokowi belum melakukan kegiatan silaturahmi dengan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan DKI Jakarta. Dia pun mengaku belum bertemu dengan Jokowi.

Saat ditanya para wartawan yang menunggunya, Jokowi mengaku hal pertama yang harus dia kerjakan setelah kembali ke Balai Kota yaitu mengurus berbagai administrasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Ini lah mau urus administrasi dulu di kantor. Sama nanti mungkin mau ke DPRD Paripurna. Ha-ha-ha," kata Jokowi.

Saat ditanya hal apa yang akan dibahas dalam rapat paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Jokowi tidak menjawabnya. Jokowi hanya tertawa. Sambil bekelakar, Jokowi juga ditanya apakah masih mengingat segala permasalahan di Jakarta. Mendengar pertanyaan itu, Jokowi juga hanya tertawa.

"Ha-ha-ha apa? Apa? Hmm... Hmm... ya masih banyak (yang harus diurus)," kata Jokowi.

Bahas masalah Jakarta

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok menyambut kembali kedatangan pasangan duetnya pada Pilkada DKI Jakarta itu.

Tak ketinggalan, Ahok pun mengaku telah memberikan ucapan selamat kepada presiden baru Indonesia yang terpilih tersebut. Kepada Jokowi, Ahok sudah memanggil mantan wali kota Solo itu dengan sebutan presiden.

"Iya dong, panggilnya 'Pak Presiden'. Ucapin selamat juga sudah, tapi secara pribadi, sebagai teman dekat. Menurut KPU kan sudah menang. Kalau secara partai ya belum selamatin. Kalau Pak Jokowi dipanggil begitu ya senyum-senyum aja. Dia kan memang begitu orangnya," ucap Ahok.

Setelah cuti sekian lama, Ahok menyampaikan beberapa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan kembali bersamanya. Kepada Gubernur DKI Jakarta, Ahok memberikan pembaharuan informasi soal isu-isu terbaru dan proyek-proyek pembangunan yang tengah dilakukan di ibu kota.

"Tadi, kami baru ngomongin soal transportasi, kelanjutan monorel. Beliau bilang, 'kalau desainnya enggak masuk akal, enggak usah lanjut'. Kemudian soal Asian Games juga sudah saya sampaikan, beliau ingin itu kita kejar. Yang lainnya juga saya sudah bilang soal revitalisasi Kota Tua, pembangunan jalan-jalan inspeksi sungai, sama perbaikan jalan-jalan," ujar Ahok.

Ahok pengganti Jokowi


Setelah nantinya resmi dilantik jadi presiden RI, posisi Jokowi sebagai gubernur DKI rencananya akan diisi oleh wakilnya, Ahok. Mantan bupati Belitung itu mengaku tidak ada yang istimewa jika dia menjadi orang nomor satu di Jakarta, karena hanya meneruskan jabatan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta.

"Kalau saya jadi gubernur, biasa saja. Sama saja, kan cuma nerusin saja," ujar Ahok.

Selama Jokowi tidak berdinas di Balai Kota, Ahok mengerjakan semuanya sendiri setelah dia dilantik menjadi pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta. Selama itu, pekerjaan pria kelahiran Manggar, Belitung Timur itu semakin menumpuk akibat banyaknya tugas-tugas administrasi yang juga harus ia kerjakan.

"Selama Jokowi tidak ada, aku harus tanda tangan banyak. Sampai hari Sabtu dan Minggu juga kerja di rumah. Setiap hari kira-kira bisa kasih disposisi selama 3 jam. Karena banyak, sampai 1 tas surat yang harus dikasih disposisinya," kata Ahok.

Untuk hari ini, Ahok mengaku jika dia sudah tidak akan menghadiri lagi rapat paripurna yang diselenggarakan oleh DPRD. Menurut Ahok, Jokowi sebagai seorang gubernur sudah lebih tepat untuk menghadiri rapat yang akan dihadiri oleh seluruh fraksi di lembaga parlemen daerah itu.

Sementara itu, untuk kursi wakil gubernur akan dipilih dari kader Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Terkait dengan itu, Ahok menyebutkan beberapa kriteria wakil gubernur yang diinginkan untuk mendampinginya jika Jokowi sudah resmi dilantik menjadi presiden.

"Aku mungkin orangnya lebih kasar, lebih cepat. Wakilnya kriteria saya punya rekam jejak jujur, merakyat, bebas korupsi, terus cuek saja," kata Ahok.

Tetapi menurut Ahok, jalan untuk menjadi Gubernur belum tentu akan secepat yang dibayangkan. (art)

Innalillahi, King Nassar Berduka Ayahanda Meninggal Dunia
OTT KPK Basarnas

Berlaku Progresif, Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura Bakal Libas 31 Pelaku Tindak Pidana

Pemerintah Indonesia dan Singapura mulai memberlakukan secara efektif perjanjian tentang ekstradisi buronan per tanggal 21 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024