Ditanya Hatta Bakal Hapus UN, Ini Kata Jusuf Kalla

Debat Cawapres Pilpres 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension
- Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa kembali mempertanyakan komitmen pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla terkait wacana penghapusan ujian nasional dalam sesi tanya jawab debat cawapres.

Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga

Padahal kata Hatta, saat menjabat wakil presiden di Kabinet Indonesia Bersatu jilid 1 periode 2004-2009, Jusuf Kalla
Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus
lah yang mempromotori pentingnya ujian nasional.
 

"Kenapa ada perubahan, kalau ada apa yang salah dalam sistem UN kita?" tanya Hatta ke Jusuf Kalla di acara debat cawapres, Minggu 29 Juni 2014.

Debat bertema Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan Teknologi. Moderator debat cawapres yang berlangsung di Hotel Bidakara ini  adalah Profesor Dwikorita Karnawati.


Menanggapi pertanyaan Hatta, Jusuf Kalla menegaskan, bahwa dalam visi misi yang dia usung bukan untuk menghapus ujian nasional, akan tetapi evaluasi kurikulum dan ujian nasional.


"Evaluasi boleh perbaiki sistem, bobot, tidak menghilangkan (ujian nasional) dalam segera," sahut Kalla.


Pada praktiknya kata Kalla, pelaksanaan ujian nasional setiap tahun  memang dievaluasi. Antara lain, dulu soal ujian nasional hanya satu jenis, namun banyak yang mencontek sehingga dibuat dua soal. Bahkan saat ini ada 20 jenis soal di satu kelas.


"Dulu bobot 40-60 ke daerah. Kesenjangan di daerah tidak mungkin diatasi jika tidak ada pemetaan, tidak mungkin dipetakan kalau tidak ada UN," terangnya.


Dia menambahkan, di negara-negara maju ujian nasional juga dilakukan. Bahkan di Indonesia dijalankan sejak tahun 1960-an, dan secara bertahap dievalusi sesuai waktunya.


Hatta mengaku belum sepenuhnya memahami penjelasan Jusuf Kalla soal evaluasi ujian nasional. Hatta menilai, rivalnya itu tidak cukup menjelaskan sektor mana yang perlu dievaluasi pada pelaksanaan UN.


"Kalau mau evaluasi pada apanya? Kompetensi pengetahuan, skill dan attitude, tentu attitude Indonesia, jangan sampai kita tak punya identitas. Yang dievaluasi pada sisi apanya?" tanya Hatta kembali.


Lagi-lagi, Jusuf Kalla
pun
berusaha menjelaskan evaluasi UN yang dia maksud melalui pengalamannya.


"Saya ingin beri pengalaman, kita sama-sama menteri 2005, bagaimana mutu saat itu, skalanya 3,5. Kalau standar kelulusan 5, tidak lulus semua. Dinaikin 5,5
Alhamdulillah
sekarang hanya 1 persen yang tidak lulus. Evaluasi bisa konten, bisa pelaksanaannya," papar Kalla.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya