BMKG: Es Kutub Terus Mencair, Jakarta Terancam Tergenang

Banjir Menggenangi Gunung Sahari
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO), Michel Jarraud, menyatakan 95 persen perubahan iklim terjadi karena aktivitas manusia.
9 Negara Ini Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Salah Satunya Tetangga RI

"Oleh karena itu, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi," ujar Michael di kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta, Jumat, 2 Mei 2014.
Terpopuler: Takut Alquran Mantan Artis Cilik Putuskan Mualaf hingga 5 Tips Pilih Sandal yang Nyaman

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana.
Lepas Keberangkatan Kloter 1 Jemaah Haji ke Tanah Suci, Menag Puji Layanan Fast Track

Menurut Michael, mitigasi sangat penting dilakukan untuk peningkatan suhu global di bawah 2 derajat celcius. "Oleh karena itu, beberapa negara harus mengambil langkah-langkah berani ke depan," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, hal yang harus diwaspadai oleh negara-negara kawasan adalah meningkatnya tingkat air laut, curah hujan, dan cuaca ekstrem. "Salah satu penyebabnya, dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi peningkatan emisi gas rumah kaca," ungkap dia.

Setengah Jakarta tergenang

Sementara itu, Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, menyatakan, upaya untuk memperlambat proses mencairnya bongkahan es di Kutub Utara dan Selatan sangatlah penting. Diperlukan bantuan internasional untuk menurunkan emisi sebesar 20 hingga 40 persen.

Ia menjelaskan, jika permukaan air laut meningkat hingga satu meter, setengah dari wilayah Jakarta akan tergenang.

"Dan juga menenggelamkan banyak pulau-pulau kecil, dan meninggalkan ancaman untuk generasi yang akan datang," jelas dia.

Perubahan iklim, kata Andi, juga bisa mematikan beberapa spesies di laut karena suhu laut akan berubah, dan meningkatnya jumlah tingkat keasaman yang berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan polusi.

"Ketika turun hujan, air hujan menumpahkan keasaman tersebut ke laut, akibatnya spesies ikan tuna dan sarden tidak bisa hidup lagi," ungkap dia.

Seperti diketahui, dalam laporan IPCC baru-baru ini disebutkan bahwa Bumi semakin panas dengan laju kecepatan yang mengkhawatirkan. Gletser di tempat-tempat seperti bongkahan es di Kutub Utara dan Selatan mencair lebih cepat dari yang diperkirakan.

Tinggi permukaan air laut meningkat perlahan tapi pasti, dan akan naik ke tingkat yang berbahaya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya