Interpol Telusuri Apakah Ada Korban Guru JIS Paedofil Buronan FBI

Poster Raksasa Anti Korupsi di Mabes Polri
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Dugaan Plagiat Prof Kumba Digdowiseiso
- William James Vahey, buronan Biro Penyidik Federal Amerika Serikat (FBI) atas tindak kejahatan seks anak-anak di delapan negara, diketahui pernah menjadi guru di Jakarta International School (JIS) Jakarta. Pria berusia 64 tahun itu masuk ke Indonesia sebagai guru di JIS pada tahun 1992-2002.

Semua Pihak Diminta Tunjukan Kedewasaan Politik dan Menerima dengan Lapang Dada Hasil Pemilu

Terkait hal itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Ronny Franky Sompie mengatakan, pihaknya masih menelusuri apakah ada laporan ke Mabes Polri terkait tindak kejahatan yang dilakukan Vahey saat itu.
Anies Berkunjung ke Rumah Dinas Cak Imin: Tradisi Lebaran Kita Saling Berkumpul


"Penjelasan Kepala Biro Ses NCB Interpol Divisi Hubungan Internasional Polri. Juga Direktur Tindak Pidana Bareskrim Polri, belum ada permintaan FBI yang masuk," ujar Ronny kepada
VIVAnews
, Jakarta, Rabu 23 April 2014.


Dalam kasus pelecehan seksual yang menimpa puluhan anak dari beberapa negara ini, Vahey pun dijuluki sebagai predator anak-anak oleh FBI. Tindakan yang dilakukan Vahey pun akhirnya terungkap setelah ata USB miliknya ditemukan FBI.


Dalam data itu, ada sejumlah foto porno anak lelaki rata-rata berusia 12-14 tahun. Mereka tampak tertidur atau dalam keadaan tak sadarkan diri.


Bahkan ketika dikonfrontir, Vahey mengaku bahwa dirinya melecehkan anak-anak dan memberi mereka obat tidur. Namun pada tanggal 21 Maret 2014 di tengah kasusnya, Vahey bunuh diri.


Terkait tewasnya Vahey, Ronny menjelaskan apabila seorang tersangka telah meninggal dunia, maka kasus pidana yang dituduhkan padanya langsung dihentikan oleh penyidik. Hal itu sesuai dengan Pasal 109 KUHAP UU No 8 Tahun 1981.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya