Sumber :
- GlobalSecurity.org
VIVAnews -
Tepat 69 tahun yang lalu, kekuatan Nazi berada di titik nadir saat pasukan Uni Soviet (kini Rusia) mulai memasuki Kota Berlin, Jerman. Penyerangan itu menandakan Perang Dunia Kedua di Eropa mendekati akhir.
Stasiun berita
BBC mengungkapkan bahwa "Pasukan Merah" Soviet menyerang ibukota Jerman itu dari tiga penjuru, utara, timur, dan tenggara. Sedangkan pasukan Sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) dan Inggris mendekati Berlin bagian barat.
Stasiun berita
Baca Juga :
Bea Cukai dan Bareskrim Polri Jalin Sinergi Gagalkan Peredaran Narkotika di Tangerang dan Aceh
Melihat keadaan sudah terdesak, Menteri Propaganda Nazi, Josef Goebbels, memerintah bahwa Berlin harus dipertahankan habis-habisan. Maka, dia menyatakan bahwa bila ada warga Jerman yang pengecut, baik yang mengibarkan bendera putih maupun melakukan sabotase kepada Nazi, akan dianggap melanggar hukum.
Namun, peringatan Nazi itu sia-sia. Setelah digempur dengan tembakan artileri dari pasukan Soviet, Berlin akhirnya menyerah. Pasukan Soviet pun melenggang ke basis kekuatan Nazi itu tanpa perlawanan berarti. Namun, pertempuran di Berlin itu menewaskan puluhan ribu jiwa, baik tentara maupun warga sipil. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Melihat keadaan sudah terdesak, Menteri Propaganda Nazi, Josef Goebbels, memerintah bahwa Berlin harus dipertahankan habis-habisan. Maka, dia menyatakan bahwa bila ada warga Jerman yang pengecut, baik yang mengibarkan bendera putih maupun melakukan sabotase kepada Nazi, akan dianggap melanggar hukum.