KBRI Seoul: Tidak Ada WNI di Kapal Feri Korsel

suasana haru keluarga korban feri tenggelam di korea selatan
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji
VIVAnews
Inggris, AS Berikan Sanksi pada Tokoh Militer Terkemuka Iran Usai Serangan Terhadap Israel
- Pejabat Konsuler KBRI di Seoul, Didik Eko Pujianto, mengatakan tidak ada satu pun WNI yang berada di dalam kapal Feri Sewol, Korea Selatan yang tenggelam pada Rabu pagi, 16 April 2014. Menurut Didik, ada tiga warga negara asing, namun bukan berasal dari Indonesia.

Sempat Membaik Sebelum Meninggal, Kondisi Ibu Angger Dimas Drop Lagi Sejak Kematian Dante

Demikian ungkap Didik melalui pesan pendek kepada
Iran Pastikan Fasilitas Nuklir di Isfahan Aman Usai Serangan Israel
VIVAnews pada Jumat, 18 April 2014. Didik menyampaikan hingga saat ini berdasarkan informasi yang dia terima dari polisi Korsel, sebanyak 175 orang berhasil diselamatkan.


"Sementara yang dinyatakan tewas sebanyak 25 orang. Ada dua warga negara Tiongkok dan satu warga Rusia," kata Didik.


Jumlah korban yang dinyatakan hilang, lanjut Didik, berjumlah 285 orang. Didik mengatakan proses pencarian hingga saat ini masih terus dilakukan.


"Namun, mereka mengalami kesulitan melakukan penyelamatan karena kapal sudah tenggelam dan kemungkinan penumpang untuk selamat kecil,"  imbuh Didik.


Sebab, air di lokasi kapal tenggelam keruh, cuaca dingin dan arus cukup deras. Para penumpang sudah terjebak di dalam kapal feri itu selama 48 jam sejak Rabu kemarin.


Sementara itu, laporan kantor berita
BBC
yang mengutip pernyataan korban selamat, menyebut adanya kritikan terhadap proses evakuasi para penumpang. Hal itu lantaran para petugas penyelamat malah meminta mereka untuk tetap diam, padahal kapal feri sudah dalam keadaan miring dan bermasalah.


"Proses penyelamatan tidak berjalan dengan baik. Kami sudah mengenakan jaket pelampung dan kami memiliki waktu. Sayangnya, kami malah diminta untuk menunggu," ujar Koo Bon-hee yang tengah dirawat di RS di Mokpo. Bon-hee tidak mengalami luka parah.


Menurut dia, para penumpang bisa saja melompat ke air dan diselamatkan, mereka malah diminta untuk tidak keluar kapal. Banyak penumpang yang terjebak, karena jendela kapal feri yang sangat sulit untuk dipecahkan.


Apabila para penumpang boleh melompat, kata Bon-hee, tentu jumlah korban tidak akan sebanyak ini. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya