Hampir Sepertiga Terumbu Karang RI Masih Rusak

Mengintip Keindahan Raja Ampat
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean
VIVAnews - Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis hasil penelitian kondisi terumbu karang di Indonesia.
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Disebutkan hampir sepertiga atau 30,4 persen kondisi terumbu karang Indonesia yang seluas 25,178,58 Km persegi, masih rusak atau kurang baik. 
Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Sementara terumbu karang yang dalam kondisi sangat baik hanya 5,29 persen, 27,14 persen (kondisi baik) dan 37.18 persen (kondisi cukup). 
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Namun demikian pengamatan dari 1.135 stasiun itu menemukan telah terjadi tren semakin membaik dibanding lebih dari dua dekade lalu. 

"Memang kami akui masih ada penggunaan bom untuk mendapatkan ikan. Ini yang menyebabkan terumbu karang makin rusak. Tapi saat ini frekuensi bom sudah semakin menurun," jelas Giyanto, Peneliti Puslit Oseanografi LIPI dalam diskusi publik di Kantor LIPI, Jakarta, Kamis 17 April 2014. 

Ia menyebutkan penurunan ini salah satunya berkat program dan edukasi kesadaran ke masyarakat untuk menyelamatkan terumbu karang. 

Ditambahkannya, meski terjadi penurunan tutupan karang hidup di Nias dan Mentawai, tapi secara rata-rata hasil pengamatan terumbu karang di Indonesia bagian barat menunjukkan presentase tutupan karang sekitar 4 persen per tahun. Selain itu pada Indonesia bagian tengah dan timur, penutupan karang meningkat sekitar 3 persen per tahun. 

Penelitian puslit ini dilakukan selama 2006-2011 di 15 kabupaten di seluruh wilayah Indonesia. Secara rinci 8 kabupaten di wilayah Indonesia bagian barat yaitu Kab. Tapanuli Tengah, Kab. Nias, kab. Nias Selatan, kab. Mentawai, Kab. Natuna, Kab. Kepulauan Riau, Kab. Lingga dan Kota Batam.

Sedangkan 7 wilayah lainnya diambil dari Indonesia tengah dan timur yakni Kab. Pangkajene Kepulauan, Kab.Selayar, Kab.Wakatobi, Kab.Selayar, Kab.Sikla, Kab.Biak Numfor dan Kab. Raja Ampat. 

Penelitian menemukan pada terumbu Indonesia bagian barat, tutupan terumbu karang menunjukkan presentase kenaikan 4 persen per tahun. Untuk pengamatan di wlayah ini dilakukan pada 2004-2011. 

Sedangkan pada wilayah Indoensia bagian timur dan tengah, terjadi peningkatan tutupan terumbu karang sebesar 3 persen per tahun. Meskipun beberapa terumbu karang mengalami penurunan seperti di Biak. 

"Penurunan tutupan karang hidup yang terjadi di Biak lebih sebabkan akibat bencana alam besar pada 2009 dan pemutihan karang yang melanda perairan Biak akibat naiknya temperatur air laut pada pada 2010," jelas Giyanto. 

Disebutkan kerusakan terumbu karang disebabkan dua faktor utama, yaitu kerusakan alam atau bencana dan aktivitas manusia. 

Kerusakan terumbu akibat ulah manusia dikatakan sangat beresiko, sebab potensi terumbu karang untuk tumbuh dan berkembang membutuhkan waktu puluhan tahun. Untuk itu Puslit Oseanografi lebih fokus pada penekanan penyelamatan terumbu karang dari aktivitas manusia. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya