Demo Konflik Agraria di KPK, Jalur Lambat Rasuna Said Ditutup

Massa dari Koalisi Anti Korupsi Pertanahan (KAKP) unjuk rasa di KPK
Sumber :
  • @TMCPoldaMetro
VIVAnews
Ada Luka di Dada hingga Leher pada Wanita yang Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari
- Massa yang tergabung dalam Koalisi Anti Korupsi Pertanahan (KAKP), menggelar unjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa 11 Februari 2014. Mereka menuntut komisi antikorupsi itu menyelidiki laporan masyarakat mengenai konflik agraria di berbagai daerah.

Sopir Bus yang Ajak Makan 30 Penumpang di Rumah Mertuanya saat Lebaran dapat Rp100 Juta

"Kami mendesak KPK untuk proaktif melakukan penyelidikan terhadap wilayah-wilayah yang selama ini dilaporkan masyarakat mengalami konflik agraria dengan dugaan kuat kejahatan korupsi," ujar salah satu perwakilan kelompok pengujuk rasa, Agus Setiana.
Ada Apa di Kota Isfahan Iran yang Baru Saja Diserang Israel?


Agus menuturkan, koalisi ini menilai bahwa institusi pemerintah di daerah tak mau melakukan revisi terhadap sejumlah kekeliruan pada setiap pemberian izin, konsesi dan hak atas tanah yang telah diberikan pada pihak perusahaan.


Meskipun hal tersebut telah menimbulkan banyak permasalahan seperti konflik, kehancuran lingkungan, kemiskinan dan korban jiwa. Menurutnya dari rekaman konflik oleh konsorsium Pembaruan Agraria, menunjukkan telah terjadi 369 konflik dengan luasan mencapai 1.281.660,09 hektare dan melibatkan 139.874 kepala keluarga.


Massa yang berjumlah sekitar 2.000 orang itu menggelar unjuk rasa sejak pukul 10.00 WIB. Mereka terlihat menempati jalur lambat di kawasan jalan Rasuna Said. Arus lalu lintas kemudian dialihkan ke jalur cepat. Kawasan Kuningan masih lancar dan tidak ada penumpukan kendaraan.


Kapolsek Setiabudi, AKBP Tri Suhartanto mengatakan bahwa massa datang dengan memakai 54 buah bus. Kepolisian menurunkan ratusan personel untuk mengamankan unjuk rasa.


"Kami menyiapkan 351 personil, gabungan dari Polsek Polres Polda dan Brimob," ujar Tri.


Menurut Tri, unjuk rasa nantinya tidak hanya berlangsung di KPK saja. Massa nantinya akan bergerak ke Mabes Polri dan Badan Pertanahan Negara. "Nanti kami kawal," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya