- inmagine
VIVAnews - Wida Hudaifah (26 tahun), wanita yang disekap dan disiksa suaminya selama empat hari, berhasil melarikan diri dari rumahnya di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jawa Barat. Ibu satu anak itu kemudian pergi ke rumah orang tuanya di Kampung Cimencek, Desa Cintaasih, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
Di RSUD dr Slamet, Garut, Rabu 22 Januari 2014, Wida menceritakan penderitaannya. Semenjak menikah dua tahun lalu dengan Ponti Windusamudra (40 tahun), Wida kerap mendapat perlakuan kasar dan dipukuli. Namun Wida tetap bersabar.
Wida mengaku, awal penyekapan karena masalah sepele. Ketika anaknya jatuh, Wida kurang begitu hirau. Selain itu, Wida juga tidak membereskan piring yang dipecahkan suaminya dengan sengaja.
"Saya kemudian disekap di rumah dengan anak saya. Anak saya jadi sanderanya. Selama empat hari tidak boleh ke mana-mana. Rumah dikunci dan digembok. Saya tidak bisa masak, cuma bisa makan apa yang diberi dia. Selama itu juga saya sering dipukul di wajah, dada, dan kepala," kata Wida yang hanya bisa berbaring di kamar rumah sakit.
Selama penyekapan itu, Wida mendapatkan perlakuan kasar. Dia mengaku khawatir dengan kondisinya. Wida terus berusaha melarikan diri. Akhirnya, Kamis 9 Januari 2014, sekitar pukul 16.30 WIB, dia berhasil kabur setelah menemukan kunci pintu dan gemboknya di rumah.
Makin Parah
Saat suaminya lengah, dia langsung membawa anaknya pergi meninggalkan rumah. Dengan wajah lebam dan penuh luka akibat dipukuli, dia pergi ke Garut menumpang kendaraan umum.
Sesampai di rumah orangtuanya, Wida langsung mendapat perawatan. Namun, sakitnya semakin parah. Sampai pada Selasa kemarin, 21 Januari, kondisi kesehatan Wida semakin parah. Dia juga kehilangan kemampuan untuk bicara. Wida mengalami luka serius.
Akhirnya, Wida dirawat di ruang Cempaka RSUD dr Slamet Garut. Baru hari ini, Wida bisa diajak berkomunikasi, tapi dengan suara lemah. Laporan: Taufiq Hidayah, tvOne Garut
(ren)